Liputan6.com, Hong Kong - Topan Mangkhut membuat pendaratan di Hong Kong dan pantai China Selatan pada Minggu 16 September sore waktu setempat.
Di China selatan, topan tersebut pertama kali menghantam Kota Jiangmen, Provinsi Guangdong. Sedangkan, meski Hong Kong tidak terdampak secara langsung oleh pusat badai, namun kecepatan angin mencapai 177 kilometer per jam.
Dikutip dari CNN pada Senin (17/9/2018), pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan maksimum di Hong Kong, memperingatkan warga untuk tinggal di dalam rumah, dan menjauhi jendela untuk menghindari puing-puing yang beterbangan.
Saat topan melintas, beberapa saksi mengatakan bahwa terjangannya mampu menggoyangkan banyak bangunan tinggi, memecahkan jendela gedung, dan membanjiri beberapa ruas jalan Hong Kong yang padat.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, sebuah struktur tiang penyangga konstruksi di salah satu gedung yang tengah dibangun di wilayah Kowloon, Hong Kong dilaporkan ambruk.
Masih di Kowloon, sebuah tiang crane di salah satu gedung yang tengah dibangun dilaporkan ambruk menimpa jalanan di bawahnya. Dilaporkan tidak ada korban jiwa, hanya dua korban luka terkena reruntuhan material.
Berikut sudut lain yang menunjukkan detik-detik crane tersebut jatuh diterpa angin kencang dari Topan Mangkhut.
Sementara itu di China selatan, angin kencang yang dibawa oleh Topan Mangkhut mengguling dan merubuhkan sejumlah bangunan yang terbuat dari konstruksi sederhana.
Saksikan juga video seputar Topan Mangkhut berikut ini:
Terjangan Dahsyat Topan Mangkhut Menjebak Jutaan Warga di China Selatan
Masyarakat di wilayah China Selatan dilaporkan terjebak oleh dahsyatnya Topan Mangkhut, yang membawa hujan lebat dan kecepatan angin hingga 160 - 170 kilometer per jam.
Jutaan orang tertahan di banyak bandara dan stasiun di wilayah terkait akibat imbas dari pembatalan ratusan jadwal penerbangan dan kereta, serta puluhan akses jalan yang terblokir.
Dikutip dari BBC pada Senin 17 September 2018, penduduk di provinsi Guangdong yang memiliki tingkat kepadatan populasi tinggi penduduk telah diimbau pada siaga tertinggi.
Lebih dari 2,45 juta orang diungsikan sebelumnya menyusul peringatan merah --peringatan kewaspadaan tertinggi-- yang disampaikan oleh pemerintah.
Menurut salah seorang saksi mata, jurnalis AS yang bertugas di Shenzhen, Matt Bossons, angin bertiup luar biasa kencang, dan hujan terus turun dengan deras, sehingga membuat jarak pandang sangat terbatas.
Jalan-jalan utama, stasiun kereta, dan bandara di Shenzhen ditutup sementara waktu hingga setidaknya 24 jam sejak badai menerjang pada Minggu sore.
Otoritas setempat mengatakan sejauh ini korban luka akibat terjangan Topan Mangkhut di Hong Kong telah mencapa lebih dari 200 orang. Genangan air juga dilaporkan muncul di beberapa lokasi, dengan ketinggian maksimum saluran air mencapai 3,5 meter.
Sebagian besar toko dan layanan publik ditutup, dan sekitar 900 penerbangan dibatalkan di Bandara Internasional Hong Kong.
Advertisement