Disalip Malaysia, Tak Perlu Malu Jika Indonesia Terus Usaha Agar Tesla Investasi di Indonesia

Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi melihat kegigihan Indonesia yang berharap agar Tesla dapat berinvestasi di Bumi Pertiwi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2023, 20:12 WIB
Pendiri SpaceX dan Tesla Elon Musk (kaus hitam) foto bersama dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kelima kiri), Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Roeslani (keempat kiri), Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya Novyan Bakrie (keempat kanan) dan para pengusaha Indonesia pada kunjungan kerja ke pabrik Tesla terbesar di Giga Factory Texas Amerika Serikat, Selasa (26/4/2022).  (Liputan6.com/HO/Kadin) 

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Indonesia sudah disalip oleh Malaysia untuk mendapatkan investasi Tesla. Pemerintah Indonesia pun tak kendor untuk bisa mendapat investasi dari pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi melihat kegigihan Indonesia yang berharap agar Tesla dapat berinvestasi di Bumi Pertiwi.

Apalagi mengingat, bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah langsung menemui Elon Musk.

"Banyak yang mentertawakan Jokowi ketika Tesla, perusahaan Elon Musk lebih memilih berinvestasi di Malaysia. Padahal Indonesia begitu gigih mengajak kerjasama, sampai harus mengunjungi Elon Musk, bahkan tidak tanggung-tanggung, Presiden Jokowi turun langsung menemui Elon Musk," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Rabu (26/7/2023).

Hal itu pun dinilai Teddy tidak masalah, namanya juga usaha, penjajakan, oleh karena itu tentu tidak harus selalu berhasil. Dia menegaskan apa yang dilakukan Presiden Jokowi bukanlah hal memalukan.

"Yang dilakukan Jokowi pun bukan hal yang memalukan, itu bagian dari tugas beliau, menarik investor untuk meningkatkan perekonomian negara," ucap dia.

"Karena jika terjadi kerjasama, tentu kerjasama yang saling menguntungkan. Karena Tesla adalah pemain besar dunia untuk kendaraan listrik sedangkan Indonesia adalah penghasil Nikel terbesar di dunia. Nikel adalah bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Makanya Jokowi turun tangan langsung," sambung Teddy.

 


Tesla Pasti Punya Pemikiran Sendiri

Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla, Shanghai, China, 20 November 2020. Perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla, pada 2019 lalu membangun Gigafactory pertamanya di luar AS di kawasan baru Lingang. (Xinhua/Ding Ting)

Menurut Teddy, Tesla tentu punya pemikiran sendiri untuk tidak melakukan investasi di Indonesia. Indonesia, kata dia, tidak bisa memaksa elon musk untuk Investasi di Indonesia.

"Begitu pun Elon Musk, dia tidak bisa memaksa Indonesia untuk mensupplay Nikel. Jadi ini hal biasa, bukan hal yang memalukan. Apalagi awal 2024, Indonesia sudah mulai memproduksi baterai kendaraan listrik, memanfaatkan Nikel sendiri dan juga memproduksi sendiri mobil listrik. Kalau tidak ada yang mau kerjasama, ya kita buat sendiri," jelas Teddy.

Sebelumnya, Indonesia sudah disalip oleh Malaysia untuk mendapatkan investasi Tesla. Meski demikian pemerintah Indonesia tak kendor untuk bisa mendapat investasi dari pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku akan bertemu sang pemilik merek, yaitu Elon Musk pada Agustus mendatang.

Tujuannya, adalah untuk membahas keseriusan jenama asal Amerika Serikat tersebut, untuk mengucurkan dananya di Indonesia. Menko Luhut mengatakan, pertemuan akan dilakukan pada awal Agustus 2023.

"Saya mau ketemu Elon tanggal 2 bulan depan," ujar Menko Luhut, saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, Senin 24 Juli 2023.

 


Menko Luhut Bakal Tanya Elon Musk soal Investasi Tesla di Indonesia

Beberapa waktu lalu Luhut sempat mengumumkan kalau Tesla tertarik untuk investasi di Indonesia. Tapi, melansir CNN, rencana itu batal karena perusahaan mobil listrik tersebut terlalu mendikte pemerintah. (Foto: Instagram/ Luhut Binsar Pandjaitan)

Lanjut Luhut, tujuan pertemuannya itu untuk membahas finalisasi rencana investasi Tesla di Indonesia. Seperti diketahui, isu terkait investasi pabrikan Negeri Paman Sam ini di Indonesia, sudah tersiar beberapa waktu ke belakang.

Namun, Luhut sendiri belum bicara mengenai detail yang akan dibahas dengan Elon Musk nanti saat pertemuan keduanya berlangsung.

"Ya ini mau kita finalkan," tegasnya.

Sementara itu, Luhut juga turut menanggapi kabar Tesla yang ingin berinvestasi di Malaysia beberapa waktu lalu. Menurut informasi yang didapatnya, belum ada realisasi dari rencana tersebut.

"Belum ada Tesla (di Malaysia)," jelas Luhut.

 


Harga Mobil Listrik Tesla di Malaysia Lebih Murah Dibanding Indonesia

Harga Mobil Listrik Tesla di Malaysia Lebih Murah Dibanding Indonesia (Paultan)

Pabrikan mobil listrik Tesla, telah resmi masuk pasar Malaysia. Bergerak cepat, jenama asal Amerika Serikat ini, langsung menjual Model Y di Negeri Jiran tersebut.

Disitat dari Paultan, terdapat tiga varian Tesla Model Y yang dijual di Malaysia, yaitu Standard Range RWD, Long Range AWD, dan Performance AWD.

Berbicara harga, ketiga varian Tesla Model Y ini di Malaysia dijual lebih murah ketimbang di Indonesia.

Secara detail, untuk Model Y Standard Range RWD dijual 199.000 Ringgit atau setara dengan Rp 653 juta.

Selanjutnya, Tesla Model Y Long Range AWD dijual 246.000 Ringgit atau setara dengan Rp 807,6 juta, dan terakhir varian termahal juga masih lebih murah dibanding di Indonesia, yaitu 288.000 Ringgit atau sekitar Rp 945,5 juta.

Jika dibandingkan di Indonesia, yang seluruh model Tesla masih didatangkan oleh salah satu importir umum (IU), seperti disitat dari situs resmi Prestige Cars, Tesla Model Y dijual Rp 1,8 miliar atau 3 kali lebih mahal dibandingkan yang dijual di Malaysia.

Perbedaan tersebut tentunya karena di Malaysia, Tesla masuk langsung sebagai agen pemegang merek (APM). Sedangkan untuk pasar Tanah Air, seperti yang sudah dijelaskan, dijual melalui IU.

Peringkat Investasi Indonesia Naik (Liputan6.com/Triyas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya