Liputan6.com, Jakarta Menitipkan anak ke orangtua yang sudah pensiun alias memasuki masa lanjut usia (lansia) kerap menjadi solusi bagi para orangtua bekerja. Hati orangtua pun tenang ketika tahu Si Kecil diasuh orang terpercaya.
Namun, keuntungan mengasuh anak juga bisa dirasakan oleh kakek dan nenek lho. Melansir Reader's Digest pada Senin (17/9/2018) sebuah penelitian menemukan lansia yang mengurus serta mendampingi cucu mereka, bisa hidup lebih lama.
Advertisement
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution and Human Behaviour ini menggunakan data dari Berlin Aging Study. Mereka menganalisis data selama 20 tahun dari 500 lansia berusia 70 ke atas.
Lansia yang bersedia untuk mengurus dan merawat cucu-cucunya, memiliki rasio bahaya 37 persen lebih rendah daripada rekan- rekan mereka yang tidak melakukan pengasuhan.
"Ada hubungan antara menyediakan pengasuhan ini dan mengurangi stres, dan kami tahu hubungan antara stres dan risiko kematian yang lebih tinggi," ujar dokter spesialis kedokteran geriatri, Ronan Factora dari Klinik Cleveland dalam clevelandclinic.org.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Mengurangi Stres
"Jika memberikan perawatan kepada cucu dan orang lain yang membutuhkan, adalah salah satu cara yang bisa mengurangi stres, maka kegiatan ini harus bermanfaat bagi orang-orang yang merupakan kakek-nenek, dan memberikan pengasuhan kepada cucu- cucu mereka," tambah Factora.
Para lansia yang memberikan pengasuhan kepada anak-anak yang bukan miliknya sendiri ternyata juga menikmati manfaat yang sama.
Penelitian ini tidak memasukkan data dari kakek-nenek yang mengasuh anak-anak sebagai pekerjaan utamanya.
Advertisement
Merasa Lebih Muda Bermanfaat Bagi Kesehatan
Sebelumnya, sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa lansia yang merasa lebih muda dari usianya juga memiliki fisik yang lebih sehat.
"Kami menemukan bahwa orang-orang yang merasa lebih muda memiliki karakteristik struktural otak yang lebih muda," kata penulis studi Jeanyung Chey, profesor di Departemen Psikologi dan Program Ilmu Otak di Seoul National Univeristy, Korea Selatan.
Mengutip Webmd, Rata-rata peserta yang berusia 71 tahun juga menjalani penilaian neuropsikologis dan diikuti dengan scan otak. Tak satu pun dari pasien yang ada di penelitian menderita gangguan neurologis atau gangguan kesehatan mental.