Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengungkapkan alasan mengapa pemerintah tengah mengkaji pembuatan aplikasi transportasi online sendiri. Saat ini, Kementerian Perhubungan tengah mempertimbangkan berbagai masukan dari pihak terkait.
Nampaknya, ide Budi Karya ini muncul tidak asal-asalan. Dia menyatakan apa yang direncanakan ini sudah sukses di negara maju Asia, seperti Korea Selatan.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi seperti di Korea, di sana ada aplikasi yang dibangun masyarakat dan sekarang dipakai pemerintahnya. Dan itu sekarang kita pelajari," kata Menhub di Jakarta Convention Centre (JCC), Senin (17/9/2018).
Budi Karya juga menegaskan, memang Go-Jek adalah aplikasi buatan anak bangsa. Namun pihaknya tidak akan mengakuisisi Go-Jek. Hal itu karena Go-Jek sudah memiliki market dan manajemen cukup besar.
"Kalau Go-Jek (Diakusisi) pasti tidak, kita lihat ada aplikasi yang lebih merakyat," papar Menhub.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dikembangkan Telkom
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membuat aplikasi transportasi online seperti Gojek dan Grab. Dalam aplikasi plat merah ini, Kemenhub akan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika serta PT Telkom.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dasar pembuatan aplikasi transportasi online plat merah ini atas masukan dari berbagai pihak. Sebab di negara lain, seperti Korea Selatan, juga telah mempunyai aplikasi serupa yang dimiliki oleh pemerintah.
"Ada pemikiran dari berbagai pihak, tapi belum matang. Kita akan matangkan," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).
Nantinya Telkom sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan ditunjuk sebagai aplikator. Namun namun hal ini masih terus didiskusikan dan masih dalam tahap penjajakan.
"Bisa iya (Telkom sebagai aplikator). Tetapi kita sedang diskusi," tandas dia. (Yas)
Advertisement