Perjuangan 2 Helikopter Pengebom Air di Medan Berat Kebakaran Gunung Sumbing

Helikopter water bomb untuk kebakaran Gunung Sumbing mesti mengambil air di Telaga Menjer dan Waduk Wadas Lintang, Kebumen.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 18 Sep 2018, 08:01 WIB
Gunung Sumbing terbakar di lima titik, Senin, 17 September 2018. (Liputan6.com/Sutopo Purwo Nugroho via Twitter/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Temanggung - Kebakaran Gunung Sindoro berhasil dipadamkan setelah lebih dari sepekan terbakar. Pada Minggu malam, 11 September 2018, petugas pemantau udara tak lagi mendapati titik api.

Akan tetapi, kobaran api gunung sumbing belum bisa dipadamkan. Jilatan api semakin meluas lantaran kencangnya tiupan angin.

Hanya di Kabupaten Temanggung saja, kebakaran terdeteksi di lima titik. Yakni, di petak 27-1 , 27-2, 27-3 RPH Kemloko BKPH Temanggung dan petak 20-1 RPH Kecepit, BKPH Temanggung.

Pengerahan ratusan petugas dan dan relawan belum berhasil memadamkan api. Begitu juga dengan helikopter water bomb, Bolco 105 yang tiba di Temanggung, akhir pekan lalu.

Pasalnya, heli ini hanya berkapasitas angkut kecil. Daya angkutnya hanya kisaran 500 liter.

Heli kecil itu pun kesulitan tatkala terbang di ketinggian di atas 8.000 kaki. Saat memasuki ketinggian 8.500 kaki, pesawat oleng.

Padahal di ketinggian tertentu, tiupan angin semakin kencang. Bahaya pun mengintai pesawat pengebom air yang tengah memadamkan api dalam kebakaran gunung Sumbing ini.

"Kendalanya harus di ketinggian di atas 8.500. Karena ini pegunungan, rata-rata ketinggian terbang 9.000 feet," kata Plt Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Gito Walngadi, Senin siang, 17 September 2018.

Karena itu, BNPB kembali mengerahkan satu pesawat lain untuk memadamkan kebakaran gunung Sumbing dengan Helikopter Kamov 32A 11BC. Kamov berkapasitas angkut lebih besar, yakni 5.000 liter.

 


Tiupan Angin Sumbing

Helikopter Kamov diterjunkan untuk memadamkan api di Gunung Sumbing. (Liputan6.com/Sutopo Purwo Nugroho via Twitter/Muhamad Ridlo)

Adapun heli Bolco sementara ini difungsikan sebagai pesawat pemantau atau kontrol kebakaran Gunung Sumbing. Pemantauan ini penting mengingat titik api tersebar di ratusan hektare Gunung Sumbing.

Sejauh ini, titik api yang menjadi fokus pemadaman dengan helikopter water bomb berada di Temanggung dan Wonosobo. Dia mengaku tak memantu kondisi Gunung Sumbing yang berada di wilayah administratif lainnya, Kabupaten Magelang.

Meski telah mendatangkan helikopter berkapasitas angkut lebih besar, hingga kini api juga belum dipadamkan. Meski relatif lebih kuat, kendala yang dihadapi Helikopter Kamov adalah medan pegunungan berbeda dengan bidang datar.

Di ketinggian heli mesti kerap terbang vertikal dengan ketinggian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari insiden akibat terlalu dekat dengan tebing gunung.

Hingga Senin siang, Heli Kamov telah empat kali membawa air. Air ini diambil dari Telaga Menjer Wonosobo dan Waduk Wadas Lintang, Kebumen.

"Memang jauh. Ini kendala juga," ucap Gito.

Selain dua pesawat ini, ratusan petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, BPBD, warga setempat, dan relawan juga berjibaku memadamkan api dengan cara manual. Mereka menyekat, mengisolasi atau memadamkan api dengan memukulkan ranting basah.

Informasi yang dhimpun Liputan6.com, kebakaran Sindoro-Sumbing telah melalap lebih dari 1.000 hektare lahan. Kebanyakan yang terbakar adalah area semak.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya