Pelemahan Rupiah Bisa Jadi Senjata Buat Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Untuk mengatasi masalah defisist neraca perdagangan pemerintah perlu meningkatkan nilai ekspor.

oleh Merdeka.com diperbarui 17 Sep 2018, 16:46 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Ekspor April sebesar 14,47 miliar dolar AS lebih rendah ketimbang Maret 2018 yang mencapai 15,59 miliar dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Agustus 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,02 miliar. Angka ini menurun dibandingkan defisit Juli 2018 sebesar USD 2,03 miliar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, untuk mengatasi masalah defisist neraca perdagangan pemerintah perlu meningkatkan nilai ekspor. Apalagi dengan terdepresiasinya rupiah saat ini menjadi kesempatan baik untuk mendorong ekspor.

"Memang kita masih punya upaya agar ekspor lebih tumbuh, khususnya ekspor manufaktur. Harusnya degan dorongan rupiah yang sudah terdepresiasi bisa jadi faktor untuk kompetitif kita sisi ekspor," kata Dody saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9/2018).

Kebijakan pemerintah dalam menekan lanju impor pun sebetulnya sudah dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari adanya penurunan defisit yang hampir setengahnya dibandingkan pada Juli 2018 lalu.

"Ya gini aja artinya kan tetap melihat kebijakan kemarin ke impor sudah mulai terlihat dampaknya tentunya masih akan bertahap karena kita melihat kebijakan seperti itu punya periode menengah panjang," imbuh Dody.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BPS: Neraca Perdagangan Agustus Defisit USD 1,02 Miliar

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Jumlah ekspor pada April 2018 mengalami penurunan sebesar 7,19 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 mengalami defisit USD 1,02 miliar .

"Defisit bulan ini lebih kecil jika dibandingkan bulan lalu, yakni USD 2,01 miliar. Lebih kecil setengahnya," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto saat menyampaikan Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Juli 2018 di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (17/9/2018). 

Ia menjelaskan, defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh defisit sektor migas USD 1,66 miliar, sementara sektor nonmigas surplus USD 0,64 miliar.

Adapun nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai USD 15,82 miliar atau turun 2,90 persen dibandingkan ekspor Juli 2018. Bila dibandingkan dengan Agustus 2017, angkanya meningkat 4,15 persen.

Suharyanto menyampaikan, nilai impor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai USD 16,839 miliar atau turun USD 1,457 miliar atau 7,97 persen dibandingkan Juli 2018.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya