Liputan6.com, Wellington - Pemerintah Selandia Baru dikabarkan memperpanjang misi pelatihan militernya di Irak dan Afghanistan hingga tahun depan.
Sejak 2015, Selandia Baru telah mengerahkan sekitar 140 personel bersama pasukan Australia untuk melatih pasukan Irak di kamp Taji, utara Baghdad.
Dalam keputusan yang ditunggu-tunggu tersebut, sebagaimana dikutip dari News.com.au pada Senin (17/9/2018), Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa negaranya memperpanjang misi pelatihan militer di Irak dan Afghanistan hingga Juni 2019.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, pemerintah Negeri Kiwi menyatakan akan meninjau kembali semua pilihannya pada awal tahun depan.
"Kami sudah memiliki komitmen untuk program pelatihan saat ini, yang diperpanjang hingga pertengahan 2019 ... Kami bekerja sama dengan pasukan Australia. Kami tidak akan mundur sebelum benar-benar menyelesaikan komitmen," kata PM Ardern.
"Tapi kami tetap mengantisipasi kontribusi kemungkinan Selandia Baru berubah di masa depan," lanjutnya menjelaskan.
PM Ardern mengatakan dia secara pribadi memberi penjelasan kepada Perdana Menteri Australia Scott Morrison tentang keputusan tersebut. Mulai November nanti, kontingen militer Selandia Baru di Irak akan dikurangi menjadi 121 personel.
"Pasukan Keamanan Irak telah membuat beberapa kemajuan signifikan," kata Menteri Luar Negeri Winston Peters.
"Namun, jelas bahwa ISIS tetap menjadi ancaman, dan dukungan lebih lanjut diperlukan untuk membantu Pasukan Keamanan Irak menumpasnya."
Pada awalnya, Selandia Baru menyatakan misi pelatihan militer akan dilakukan selama dua tahun sejak 2015, namun kemudian diperpanjang hingga November tahun ini, sebelumnya akhirnya muncul pernyataan untuk terus maju hingga Juli 2018.
Tetara Kiwi --sebutan untuk Selandia Baru-- dan Australia bersama-sama melatih lebih dari 30.000 pasukan Irak, untuk memerangi ISIS di kamp pertahanannya.
Simak video pilihan berikut:
Penempatan 11 Pelatih Militer Dipertahankan
Perdana menteri Irak menyatakan kemenangan atas kelompok militan akhir tahun lalu, dan Kementerian Pertahanan Australia tahun ini meninjau kembali bagiannya dalam misi pelatihan.
Turut diumumkan pada hari Senin bahwa penempatan 11 pelatih militer di Afghanistan akan diperpanjang hingga September tahun depan, lagi-lagi dengan rencana tinjauan pada tahun depan.
"Setelah hampir 20 tahun, sekarang saatnya untuk menilai kehadiran jangka panjang Selandia Baru di sana (Irak dan Afghanistan), termasuk sumbangan militer dan sipil alternatif," kata Menlu Peters.
Tiga kontribusi Selandia Baru lainnya untuk misi pemeliharaan perdamaian, di antaranya adalah penempatan di Dataran Tinggi Golan dan Lebanon, Sudan Selatan, serta Mesir, yang semuanya ada kemungkinan diperpanjang hingga 2020 mendatang.
Advertisement