Benarkah Pasangan Milenal Sudah Berencana Cerai Sebelum Nikah?

Menag Lukman Hakim Syaifudin menilai terjadinya pergeseran nilai luar biasa soal perkawinan dan perceraian yang dianut oleh generasi milenial.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2018, 15:30 WIB
Nggak percaya, tapi perceraian yang terjadi lantaran sang istri jarang gosok gigi ini benar-benar kenyataan! (Ilustrasi: americamagazine.org)

Liputan6.com, Palu - Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifudin mengaku sangat prihatin dengan angka perceraian yang terus meningkat setiap tahunnya. Dia menduga perceraian terjadi akibat pergeseran luar biasa terkait substansi dan kesakralan perkawinan yang dianut generasi milenial.

Dia menilai sebagian generasi saat ini menganggap perceraian itu bukan semata karena ketidakcocokan antara suami istri, tetapi karena sesuatu yang bisa direncanakan.

"Karena mereka sebelum nikah, sudah saling bersepakat, antara pasangan laki-laki dan perempuan, kalau kita nikah dua tahun saja, atau tiga tahun saja, setelah itu kita cerai," ungkap Menag saat menghadiri peresmian pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan tujuh kantor urusan agama (KUA) se-Sulawesi Tengah di Palu, Senin, 17 September 2018.

Menag Lukman mengatakan telah terjadi degradasi atau penurunan pemaknaan akan pernikahan itu. Padahal, semua agama meyakini pernikahan sebagai peristiwa sakral yang tidak hanya berlaku antara sesama pasangan, tetapi disaksikan pula oleh Tuhan.

"Pernikahan itu adalah peristiwa sakral. Tidak hanya perjanjian antara kita sesama umat manusia yang berbeda jenis kelamin, tetapi perjanjian yang disaksikan atas nama Tuhan. Dan semua agama sangat memuliakan pernikahan," ujarnya.

Menag juga menilai hampir semua orang tidak mendapatkan pendidikan yang terstruktur, sistematis, dan terencana perihal konsep keluarga. Misalnya, bagaimana cara menjadi orangtua yang baik itu serta seperti apa hubungan relasi suami istri yang harus dilakukan.

"Itulah kenapa sejak dua tahun lalu, kita serius membenahi pendidikan pranikah, dan kita sudah mengeluarkan tiga modul, dan akan terus kembangkan," kata Menteri Lukman seperti dilansir Antara.

Menag menegaskan, pendidikan bagi orangtua jauh lebih penting. Karena hanya dengan orangtua yang baik saja, akan melahirkan anak-anak yang berkualitas.

"Sebelum generasi muda kita menjadi ayah dan ibu nantinya, mereka harus diberikan wawasan yang baik, agar angka perceraian dan kekerasan rumah tangga tidak semakin meningkat," jelas Menteri Lukman.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya