Cara Bawaslu Hadapi Serangan Medsos di Pilpres 2019

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz Edward Siregar, mengakui pihaknya tak bisa mengimbangi robot atau boot di media sosial, untuk mengantisipasi serangan-serangan, khususnya saat kontestasi Pilpres 2019.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Sep 2018, 11:25 WIB
Ilustrasi hoax

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz Edward Siregar, mengakui pihaknya tak bisa mengimbangi robot atau bot di media sosial, untuk mengantisipasi serangan-serangan, khususnya saat kontestasi Pilpres 2019.

Karenanya, dia menuturkan peran pencegahan akan lebih diutamakan Bawaslu.

Hal ini disampaikan saat hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, di Posko Cemara.

"Peran pencegahan lebih diutamakan. Kita enggak bisa mengimbangi boot itu," ucap Fritz di lokasi, Selasa (18/9/2018).

Dia menuturkan, pihaknya sudah melakukan kesepakatan bersama dengan lembaga-lembaga lainnya. Dan masing-masing lembaga punya cara sendiri.

"Jadi Bawaslu sudah melakukan MoU dan masing-masing lembaga punya cara untuk men-take down. Bawaslu masih mengupayakan untuk mencegah," jelas Fritz.

 


Grey Area

Ilustrasi berita hoax.

Sementara itu, Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto, mengingatkan, pentingnya para penyelenggara Pemilu yang adil dan tegas.

"Kami ingin ada aturan main mana yang boleh dan yang tidak boleh. Mana yang gray area, harus tegas. Karena dengan ketegasan kepada aturan main, maka kontestasi itu akan menjadi jelas," ungkap Hasto.

Dia mencontohkan, apa yang terjadi pada Asian Games 2018. Jika wasit berlaku adil, maka semua pihak tentu akan menghormati.

"Ketika kita momentum Asian Games kami mengatakan bahwa para politisi, para tim kampanye, kedua pasangan calon harus belajar dari semangat politik olahraga yang mengandung fairness yang setia kepada wasitnya. Enggak ada yang maki-maki wasitnya," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya