Liputan6.com, Toronto - "Ballad of Blood and Two White Buckets", satu-satunya film Indonesia yang terpilih di Toronto International Film Festival (TIFF) 2018 mencuri perhatian penonton di hari terakhir festival. Bertempat di Scotiabank Theatre, Toronto, Kanada, film berdurasi 15 menit tersebut mendapatkan banyak pertanyaan dari penonton yang hadir.
Baca Juga
Advertisement
Sesi tanya jawab juga dihadiri sang sutradara, Yosep Anggi Noen dan produser, Yulia Evina Bhara seusai pemutaran film. Salah satu pernyataan yakni mengenai pesan yang terkandung dalam film tersebut serta biaya produksinya.
"Banyak manusia di dunia ini yang tidak memiliki pilihan dan rela bekerja keras demi bertahan hidup di tengah tekanan besar yang dihadapinya. Bahkan, kerja kerasnya tersebut tidak mampu membawanya ke taraf hidup yang lebih baik. Namun demikian, kebahagiaan tetap dirasakannya," jawab sutradara Anggi.
Sutradara Anggi juga menjelaskan bahwa film tersebut menceritakan mengenai pasangan yang menjual saren (darah sapi beku) sebagai mata pencaharian. Namun mereka terhalang oleh nilai agama dan peraturan mengenai kesehatan di sekitarnya.
"Film ini terinspirasi dari pengalaman (kisah nyata) seorang suami istri yang saya lihat ketika masih berada di bangku SMP. Film ini menghabiskan biaya yang tidak besar, proses syutingnya bahkan menggunakan peralatan yang sederhana dan hanya berlangsung selama satu hari," tambah Anggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Dalam kesempatan tersebut, Anggi juga mengungkapkan bahwa keberhasilan film tersebut menembus TIFF adalah berkat kerja keras semua pihak, khususnya para pemain dan kru pendukung. Meskipun belum mampu memenangkan penghargaan, dirinya berharap dapat meraihnya di masa mendatang.
"Ini merupakan hasil kerja keras semua pihak yang terlibat, khususnya para pemain dan kru pendukung. Semoga lain waktu kita dapat memenangkannya," tutup Anggi.
Tampilnya film tersebut di TIFF 2018 juga menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Konsul Jenderal RI Toronto, Leonard F. Hutabarat Ph.D. yang turut hadir menyaksikan penayangan film tersebut. Terlebih film tersebut terpilih dari 4.700 film internasional yang mendaftar.
"Indonesia bangga atas terpilihnya film Ballad of Blood and Two White Buckets di TIFF 2018. Film ini mampu bersaing dengan 4.700 film internasional lain yang mendaftar. Ini membuktikan bahwa film Indonesia diakui kualitasnya oleh masyarakat internasional. Ini juga menjadi soft power diplomacy bagi Indonesia," ungkap Konjen Leonard.
Ia juga berharap kehadiran film Indonesia lainnya dapat terus berlanjut pada festival TIFF di tahun-tahun mendatang.
"Semoga partisipasi film Indonesia di TIFF dapat terus berlanjut di tahun mendatang. Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk mas Anggi dan mba Yulia, serta para pemain dan kru pendukung," tutup Konjen Leonard.
Toronto International Film Festival berlangsung sejak tanggal 6-16 September 2018 dan diikuti oleh 438 film Kanada maupun internasional. Untuk kategori film pendek internasional dimenangkan oleh The Field karya sutradara Sandhya Suri dari India.
PF. Pensosbud KJRI Toronto
Advertisement