Ekonomi Syariah Dapat Bantu Kurangi Defisit Transaksi Berjalan

BI menyatakan ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan perbaiki struktur neraca akun berjalan.

oleh Merdeka.com diperbarui 18 Sep 2018, 18:12 WIB
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan, penerapan ekonomi syariah dapat menjadi pilihan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan Indonesia.

"Ekonomi dan keuangan Islam akan diarahkan untuk mendukung tidak hanya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia, yaitu defisit transaksi berjalan sehingga dapat menopang visi Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi,” ujar Dodi di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Dia menjelaskan, pengalaman di berbagai negara menunjukkan ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi besar baik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru bahkan untuk memperbaiki struktur neraca akun berjalan. 

"Ekonomi Islam telah menjadi sumber pertumbuhan baru tidak hanya di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara lain di mana umat Islam bukanlah mayoritas,” ujar dia.

Perkembangan ekonomi  dan keuangan syariah cukup menjanjikan. Berdasarkan IFSB Islamic Financial Services Industry (IFSI) aset perbankan syariah Indonesia berada di peringkat sembilan terbesar secara global mencapai USD 28,08 miliar. 

Dia pun mengatakan, ruang pengembangan ekonomi syariah di masa depan masih pun masih sangat luas. Saat ini pangsa pasar perbankan syariah Indonesia dalam hal aset mencapai sekitar enam persen dari semua bank di Indonesia (berdasarkan data OJK per Juni 2018). 

"Sementara itu, total bagian aset dalam industri keuangan syariah di Indonesia adalah sekitar 8,5 persen dari seluruh aset industri keuangan di Indonesia," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com


Tantangan dan Kunci Pengembangan Ekonomi Syariah

Pengembangan ekonomi syariah dibutuhkan untuk memperkuat struktur ekonomi (Foto: Dok Bank Indonesia)

Selain itu, Dody mengungkapkan beberapa tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Pertama, memburuknya posisi Indonesia di industri halal global. Saat ini, Indonesia masih merupakan konsumen daripada produsen," kata dia.

Tantangan lain, menurut dia, adalah belum optimalnya potensi zakat, infak, shodakah dan wakaf (ZISWAF) untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah. 

"Masih terbatasnya peran dari sektor keuangan syariah dalam pembiayaan pembangunan, termasuk rendahnya kapasitas perbankan Islam," imbuh dia.

Dody menambahkan, pengembangan keuangan syariah tidak dapat berdiri sendiri dan terpisah dari perkembangan ekonomi Islam itu sendiri. Formulasi dari strategi pengembangan harus komprehensif, mencakup dari hulu ke hilir dan dari ekonomi riil ke keuangan mendukung. 

Beberapa faktor kunci keberhasilan dalam mengembangkan ekonomi Islam dan keuangan, yaitu dukungan penuh Pemerintah termasuk dinyatakannya pengembangan ekonom syariah sebagai program nasional.

"Adanya badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas, berfokus pada pemanfaatan keunggulan kompetitif suatu negara. Terakhir yaitu keberadaan strategi nasional yang mencakup reformasi struktural pemerintah, serta paradigma masyarakat," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya