Liputan6.com, Liverpool - Banyak pihak yang menilai bahwa Liverpool adalah kandidat kuat juara Liga Inggris 2018/2018. Hal itu terlihat dari materi pemain yang dimiliki dan performa mereka hingga pekan kelima Liga Inggris.
Dari lima pertandingan yang dijalani, Liverpool memang meraih hasil sempurna. Bahkan, mereka juga mampu mencetak 11 gol dan hanya kebobolan dua gol. Itu mengapa mereka duduk di urutan kedua dan hanya dipisahkan selisih gol dari Chelsea di puncak klasemen.
Baca Juga
Advertisement
Dan hanya berdasarkan rapor, materi pemain yang dimiliki juga membuat Liverpool jadi salah satu tim yang dijagokan. Pelatih Jurgen Klopp memiliki kualitas di semua lini. Terlebih, mereka juga melakukan transfer yang mengesankan.
Liverpool merogoh kocek hingga 187,2 juta euro untuk mendatangkan empat pemain anyar di musim panas ini. Namun, ada juga pendapat yang menilai bahwa The Reds memiliki beberapa kelemahan. Seperti dilansir Sportskeeda, ada tiga alasan yang membuat Liverpool dinilai belum siap jadi juara Liga Inggris.
3. Faktor Pengalaman
Liga Inggris adalah liga paling kompetitif di dunia. Untuk menjadi penantang gelar, tim harus memiliki kedalaman skuat yang cukup, pengalaman, dan keberanian untuk terus bertarung di periode setelah Natal.
Dalam beberapa musim terakhir, cukup banyak tim yang tidak memiliki kekuatan mental hingga akhirnya tergusur. Di sinilah peran pelatih dibutuhkan. Sosok seperti Pep Guardiola atau Alex Ferguson sangat penting dalam situasi ini.
Masalahnya, tak banyak yang meyakini Klopp bisa melakukan hal yang sama. Ia memang dikenal sebagai salah satu ahli strategi terbaik di dunia, tapi belum menghasilkan gelar sejak terakhir kali meraih Bundesliga 2011/2012.
Ditambah, mayoritas pemainnya saat ini masih sangat muda dan mudah putus asa. Dari semua pemainnya, hanya James Milner yang memiliki pengalaman memenangkan gelar. Lalu, tim muda Liverpool harus bertarung dengan Manchester City dan Chelsea yang memenangkan empat dari lima musim terakhir Liga Inggris.
Advertisement
2. Minim Kolaborasi Trio Penyerang
Kekuatan utama Liverpool terletak pada tiga penyerang mereka, Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino. Kontribusi mereka telah menghasilkan sebagian besar gol Liverpool sejak musim lalu. Berkat mereka pula The Reds bisa melaju ke final Liga Champions musim lalu.
Di musim ini saja, ketiganya telah mengemas enam dari 11 gol Liverpool di Liga Inggris. Namun, ada satu catatan negatif dari performa ketiganya saat menang 2-1 atas Tottenham Hotspur di Wembley Stadium, akhir pekan lalu.
Ketiganya tak saling mengoper bola satu sama lain. Mereka lebih banyak mengandalkan aksi individu. Tentu, hal tersebut tidak bagus. Jika Klopp tak bisa memperbaikinya, akan sulit bagi suporter melihat Liverpool jadi juara Liga Inggris.
1. Meredam Ekspektasi Berlebih
Kedatangan Klopp pada 2015 jadi pertanda dimulainya proyek ambisius Liverpool. Ia diharapkan jadi sosok yang tepat untuk bisa membawa kembali kesuksesan klub yang bermarkas di Anfield itu.
Indikasi positif pun sudah terlihat sejak awal. Setidaknya, Klopp sudah mampu membawa Liverpool ke final Piala Liga 2015/2016, Liga Europa 2015/2016, dan Liga Champions 2017/2018. Sayang, tiga kesempatan itu berakhir dengan status runner-up.
Sebelum Klopp datang, ada momen di mana The Reds nyaris menyudahi paceklik gelar Liga Inggris. Itu terjadi pada musim 2013/2014. Namun, aksi terpelesetnya Steven Gerrard membuat Liverpool harus memperpanjang masa pacekliknya.
Kini, harapan suporter untuk segera melihat Liverpool jadi juara Liga Inggris tentu sangat besar. Alhasil, beban dan tekanan yang menghampiri Liverpool juga sangat besar. Jika tak mampu mengatasi harapan yang sangat besar itu hingga justru terbebani, Liverpool akan kembali menuai kegagalan.
Advertisement