Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mengakui penggunaan biodiesel 20 persen atau B20 pada kendaraan sangat berpengaruh besar. Sebab dengan penerapan B20 ini jumlah emisi pada kendaraan mampu berkurang secara signifikan.
"Pengurangan emisinya besar banget. Yang pasti saat ini bisa kurangi 15 persen. Misalnya kalau kamu pakai Solar 100 persen ditambah 20 persen Biodiesel, dibanding kamu pakai Solar 100 persen (tanpa B20), emisinya berkurang 15 persen," kata Ketua Aprobi Paulus Tjakrawan saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Sebelumnya, Menteri Koordonator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution meluncurkan perluasan penggunaan biodiesel 20 persen (B20) untuk PSO dan non PSO.Peluncuran ini juga dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Baca Juga
Advertisement
"Kita bersyukur hari ini sesuai dengan rencana. Kita meluncurkan pelaksanaan B20 baik untuk PSO maupun non PSO," ujar Darmin saat memberi sambutan saat peluncuran perluasan B20 di Kantor Kemenko Perekonomian.
Darmin mengatakan, perluasan B20 ini dilakukan untuk mendorong ekspor dan memperlambat impor dalam rangka menyehatkan neraca pembayaran. Jadi, ke depan langkah ini diharapkan dapat menghilangkan defisit neraca perdagangan dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Kebijakan yang kita anggap dapat cepat menghasilkan tidak menunggu investasi yakni salah satunya B20. Karena begitu kita mulai dampaknya nomor satu adalah penghematan devisa dan karena soalnya itu dicampur CPO berarti berkurang kebutuhan solarnya. Kemudian kita tahu bahwa produksi dan stok CPO tinggi," ujar Darmin.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Digitalisasi SPBU Bakal Optimalkan Penggunaan Biodiesel 20 Persen
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengaku siap menyalurkan biodiesel 20 persen (B20) di seluruh SPBU yang dimiliki. Hal ini sebagai upaya Pertamina dalam mengurangi impor BBM sehingga tekan defisit neraca perdagangan.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, untuk memaksimalkan penyaluran B20 ini, secara bersamaan pihaknya melakukan digitalisasi SPBU.
"Dengan kita pasang digitalisasi di SPBU kita bisa monitoring lewat gadget stok B20 atau bahan bakar lain di setiap SPBU. Jadi bisa meningkatkan pelayanan ke masyarakat sehingga tidak ada kelangkaan," kata Nicke di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat 31 Agustus 2018.
Nicke memaparkan, saat ini sudah ada 60 Terminal BBM (TBBM) yang memiliki fasilitas penampungan B20 dari total TBBM sebanyak 112.
Sementara 52 TBBM, Nicke menargetkan akan memiliki fasilitas B20 ini secepatnya. Sementara dari sisi infrastruktur SPBU, Pertamina saat ini memiliki 5.518 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari totap SPBU itu, terdapat 75 ribu nozle dan semua itu akan dilakukan digotalisasi.
"Intinya kita siap mendukung dan mengimplementasikan penyaluran B20 ini," tegas Nicke.
PT Pertamina (Persero) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk bersinergi membangun sistem digital secara bertahap pada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di seluruh Indonesia pada Jumat 31 Agustus 2018.
Penandatanganan sinergi digitalisasi SPBU tersebut ditandatangani oleh Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid dan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan.
Disaksikan Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Kepala BPH Migas M. Fanshrullah Asa, Direktur Utama Pertamina NIcke Widyawati, dan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement