Liputan6.com, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada musim tanam tahun ini akan mengembangkan kelor (marungga) di sepuluh kabupaten di wilayah itu. Sepuluh kabupaten itu adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Flores Timur, Lembata, dan Alor.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yohanis Tay Ruba, kepada Antara di Kupang, Rabu, 19 September 2018, mengemukakan hal itu berkaitan dengan rencana pemerintahan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi untuk mengembangan kelor sebagai sumber PAD baru daerah itu.
Gubernur NTT berjanji dalam masa kepemimpinan bersama wakilnya Josef Nae Soi akan mengembangkan tanaman kelor menjadi sumber pendapatan atau devisa baru di daerah itu.
"Marungga (kelor, red) akan dikembangkan menjadi sumber devisa baru bagi Nusa Tenggara Timur," kata Laiskodat dalam pidato pertamanya pada sidang paripurna istimewa DPRD Provinsi NTT di Kupang, Senin, 10 September 2018, dilansir Antara.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, kelor menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasi kekurangan gizi dan stunting. Ia mengatakan tumbuhan kelor di NTT termasuk yang terbaik di dunia, sehingga bisa membuatnya menjadi "emas hijau" yang akan bernilai ekonomi tinggi.
"Kalau di Eropa, di Jepang, dikenal dengan revolusi putih minum susu putih, NTT ingin memperkenalkan kepada dunia revolusi hijau lewat marungga," katanya.
Menurut dia, prioritas pertama adalah pada awal musim tanam ini akan dilakukan demplot, sekaligus melansirnya di Kabupaten Kupang seluas lima hektare.
"Sementara, distribusi benih untuk pengembangan sebagai tanaman lorong (alley cropping), pelatihan petani, dan sosialisasi gerakan tanam kelor untuk sembilan kabupaten lainnya," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: