Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) menggelontorkan pinjaman sebanyak USD 400 juta untuk pemerintah Indonesia dalam mengentaskan masalah stunting atau kekurangan gizi.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menyatakan bukan tanpa sebab lembaga keuangan internasional tersebut memberikan pinjaman untuk pengentasan stunting.
"Ada konsep dari WB untuk mengurangi stunting di Indonesia karena Indonesia punya konsep menjadi negara maju di 2050," kata Eko saat ditemui dalam acara peluncuran buku bank dunia berjudul "Aiming High Indonesia's ambition to reduce stunting di Financial Club", Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Eko menjelaskan, Bank Dunia menilai Indonesia tidak dapat menjadi negara maju jika warganya masih banyak yang mengalami stunting.
Sebab, katanya, masalah stunting bisa merembet pada hal lain. Termasuk kualitas tenaga kerja di RI. Oleh karena itu, pengentasan stunting menjadi fokus pemerintah dan bank dunia.
"Bagaimana bisa menjadi negara maju kalau 30 persen angkatan kerja kita cuma lulusan SD. Karena awareness dan komitmen Pak Jokowi (Presiden) ini penting sekali untuk mengurangi stunting dan mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju," ujar dia.
Dia juga menuturkan, akar masalah utama dari stunting adalah kemiskinan. Oleh sebab itu, mengentaskan stunting harus sejalan dengan program pengentasan kemiskinan.
"Ini tidak bisa instan kalau stunting ini hanya akibat, sebetulnya core problem-nya kemiskinan. Kalau kemiskinan bisa dikurangi, maka jumlah stunting juga akan menurun. Kemiskinan ini faktornya apa, karena infrastruktur dasar untuk hidup layak tidak cukup dan infrastruktur untuk pembangunan ekonomi tidak cukup dan ini yang dilakukan dengan dana desa,” ujar dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Stunting Rugikan Ekonomi
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dan perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila terus dibiarkan, stunting dapat merugikan ekonomi.
"Stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Jika PDB negara kita Rp 13.000 triliun pada 2017, maka diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai Rp 200-300 triliun per tahun," kata Bambang pada acara Stunting Summit, "Bersama Cegah Stunting di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Pemerintah Indonesia telah menjadikan upaya penurunan stunting sebagai solusi sekaligus investasi untuk menghasilkan SDM yang berdaya saing.
Dalam upaya penurunan stunting, diharapkan SDM Indonesia mampu bersaing di era ekonomi digital yang memerlukan penguasaan teknologi tinggi, serta diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertaka kehidupannya, dari janin hingga dua tahun.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi, dan saat dewasa mudah menderita obesitas sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement