Liputan6.com, Atambua Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sekaligus Ketua Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Tjahjo Kumolo, mengadiri Acara Silaturahmi Gubernur NTT. Dalam acara tersebut hadir pula Bapak Uskup, Imam, Biarawan, dan Biarawati se-Keuskupan Atambua.
Dalam kesempatan tersebut, Tjahjo mengatakan bahwa tokoh agama dan tokoh adat merupakan kunci menjaga stabilitas nasional.
Advertisement
“Kehadiran tokoh agama dan tokoh adat di dalam lingkungan masyarakat adalah kunci menjaga stabilitas. Pak Gubernur tidak cukup berkomunikasi dengan Forkopimda saja, peran tokoh agama dan tokoh adat itu yang menjadi kuncinya,” ujarnya, di Keuskupan Atambua, Selasa (18/9/2018).
Tjahjo menjelaskan tokoh agama dan tokoh adat juga berperan memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan terkait kemajuan jalannya pemerintahan.
“Tokoh agama dan tokoh adat harus aktif menyuarakan aspirasi. Setiap agama dan setiap suku adat pasti Pemerintah berikan ruang seluas–luasnya untuk dapat memberikan masukan demi kemajuan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Selain menyuarakan aspirasi dan sumbangsih pemikiran, Tjahjo juga berharap tokoh agama dan tokoh adat dapat mengawal bersama jalannya organisasi masyarakat yang ada di sekitar kita.
“Saya menitipkan pesan dan berharap agar tokoh agama dan tokoh adat dapat ikut serta mengawasi dan mengawal jalannya kegiatan organisasi masyarakat yang ada di sekitar kita. Dari total 390 ribu lebih ormas yang tercatat oleh pemerintah ada banyak lagi ormas yang belum tercatat namun sudah beraktivitas, hal tersebut harus kita waspadai bersama,” kata dia.
Di akhir sambutannya, Tjahjo menyampaikan bahwa TNI dan Kepolisian yang memiliki jejaring hingga tingkat desa akan setiap saat mengawasi pelaksanaan jalannya pemerintahan.
“Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya pelayanan yang sudah diberikan oleh TNI dan Polri yang memiliki jejaring sampai tingkat desa. Laporkan segala hal yang tidak sesuai dengan aturan, sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya kita ikut serta dan aktif,” ujarnya.
(*)