Bos Bulog Akui Operasi Pasar Tak Terserap Maksimal

Posisi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur lebih dari 47 ribu ton.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Sep 2018, 20:05 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Kamis (13/9). Raker tersebut membahas mengenai Kinerja Operasional Tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengakui bahwa beras yang digelontorkan melalui operasi pasar (OP) tidak terserap maksimal, yakni tidak lebih dari 1.000 ton per hari.

"Kami evaluasi pasar memang stok masih banyak. Harga masih banyak tetapi kebutuhan masyarakat akan beras masih sedikit. Kami tawarkan ke pedagang juga belum mau, karena stoknya masih banyak," kata Budi Waseso atau akrab disapa Buwas seperti dikutip dari Antara, Rabu )19/9/2018).

Buwas menyebutkan bahwa meski kegiatan OP beras terus dilakukan demi menjaga kestabilan harga beras medium, kenyataannya harga beras medium masih terbilang stabil dengan rata-rata di sejumlah wilayah Rp 9.000 per kg atau di bawah HET sebesar Rp 9.450 per kg.

Sementara itu, posisi stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur lebih dari 47 ribu ton dengan suplai beras yang masuk setiap hari 4.000 ton per hari.

Namun, operasi pasar dengan jumlah beras yang digelontorkan per hari sebesar 15 ribu ton, belum mampu terserap secara maksimal, yakni hanya terserap 1.000 ton.

Oleh karena itu, Perum Bulog pun mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang kepala divisi regional dan kepala sub divisi regional wilayah Pulau Jawa. Rakor ini dilakukan untuk melaksanakan operasi pasar lebih masif lagi untuk menjaga stabilisasi harga beras.

"Makanya saya hari ini kumpulkan teman-teman di jajaran Bulog. Kami akan masif turun ke pengecer-pengecer, bahkan dagang sendiri. Saya kumpulkan organisasi untuk mendistribusikan beras-beras OP," kata Buwas.

 


Cadangan Beras Bulog

Dirut Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Kamis (13/9). Raker tersebut membahas mengenai Kinerja Operasional Tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Ia menjelaskan operasi pasar dilakukan dengan menggelontorkan beras ke daerah-daerah dengan stok terbatas dan mengimbangi guyuran beras tersebut dengan optimalisasi penyerapan gabah petani untuk menjaga stok.

"Beras medium yang disalurkan sampai konsumen dijual dengan harga Rp 8.500 per kg untuk wilayah 1, Rp 9.000 per kg untuk wilayah 2 dan Rp 9.300 per kg untuk wilayah 3," ujar Buwas.

Ada pun wilayah 1 terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi, dan Bali. Wiiayah 2 terdiri dari Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT ,dan Kalimantan. Wilayah 3 terdiri dari Maluku dan Papua.

Hingga saat ini cadangan beras Bulog berada pada posisi 2,37 juta ton. Dari cadangan tersebut, Bulog telah menggelontorkan sebanyak 346 ribu ton beras melalui operasi pasar di berbagai wilayah lndonesia secara berkala.

Sejauh ini, Bulog juga telah menyerap beras dalam negeri sebanyak 1,4 juta ton atau 52,2 persen dari target sebesar 2,72 juta ton pada akhir 2018.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya