Impor Beras Dibutuhkan untuk Hadapi Kemarau Panjang

Pemerintah telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 3 kali.

oleh Merdeka.com diperbarui 19 Sep 2018, 20:55 WIB
Ilustrasi Beras Impor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid menilai impor beras yang dilakukan pemerintah merupakan hal yang tepat. Impor dibutuhkan untuk menjaga stok beras aman hingga musim kemarau di awal tahun mendatang.

"Sekarang ini impor taruh 2 juta ton dalam catatan kalau seandainya impor ini tidak ada. Itu kita mempunyai stok kalau gak salah saya lihat di datanya Bulog 810 ribu ton. Kalau 810 ribu ton itu kira-kira cukup gak kita menghadapi kemarau? Saya rasa gak cukup," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (19/9/2018).

Dia mengungkapkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bukan tanpa alasan mengeluarkan keputusan impor beras. Langkah ini untuk mencegah terjadinya kembali kelangkaan beras yang menyebabkan harga melambung di pasaran.

"Yang jelas kami pelaku pasar, kalau kami beli mahal kami jual mahal, kalau kami beli murah kami jual murah, prinsip seperti itu," ujar dia.

 

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyebutkan Gudang Bulog telah penuh untuk stok beras.

Merespons hal ini, Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan itu urusan korporasi.

"Bagaimana pengendaliannya itu urusan korporasi. Pokoknya ini permintaan rakor. Penugasan untuk Bulog yang pada saat itu juga hadir di situ," tandas dia.

Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 3 kali. Itu pada Januari dan Maret masing-masing sebesar 500.000 ton. Kemudian fase berikutnya di bulan April 1 juta ton.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


Mendag Tegaskan Keputusan Impor Beras 2 Juta Ton Hasil Rakor

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berpose saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Sejak tahun 2013 Enggartiasto Lukita memutuskan masuk di partai baru, Partai NasDem. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kewajiban Bulog untuk mengimpor beras sebesar 2 juta ton sudah ditentukan dalam rapat koordinasi (rakor) antar kementerian.

Meski begitu, Bulog dapat memperpanjang izin impor beras mengingat proses masuknya yang membutuhkan waktu.

"Kalau mereka ngotot (nggak impor) ya tidak apa-apa. Yang pasti, rapat koordinasi memutuskan jumlah total itu 2 juta ton. Itu keputusan rakor, bukan saya," tutur Mendag di Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Mendag Enggar menjelaskan, keputusan rakor sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres). Tak hanya itu, Bulog juga diharuskan impor disebabkan kemampuan produksi beras yang masih kurang dari kebutuhan.

"Rakor memutuskan ini alurnya sesuai dengan Perpres. Jadi bukan mengimpor tambahan lagi. Dan kenapa masih impor, itu karena kemampuan produksi yang kurang," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyebutkan gudang Bulog telah penuh untuk stok beras. Merespons hal ini, Mendag Enggar mengatakan itu urusan korporasi.

"Bagaimana pengendaliannya itu urusan korporasi. Pokoknya ini permintaan rakor. Penugasan untuk Bulog yang pada saat itu juga hadir di situ," tandas Enggar.

Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 3 kali. Pada Januari sebesar 500 ribu ton dan 500 ribu ton lagi pada Maret. Kemudian fase berikutnya di bulan April 1 juta ton.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya