Cara IAIN Salatiga Mengembalikan Kotanya Kembali Adem

Kota Salatiga yang sebelumnya dikenal sebagai kota sejuk di Jawa Tengah, saat ini mulai panas terutama jika siang hari. Deforestasi menjadi salah satu penyebab.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 20 Sep 2018, 08:00 WIB
Penanaman pohon sebagai upaya membangun hutan kota Salatiga agar kembali berhawa sejuk menjadi puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Salatiga. (foto: Liputan6.com/humas IAIN Salatiga/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Salatiga - Deforestasi di wilayah administratif Kota Salatiga menyebabkan peningkatan temperatur di kota yang berada di kaki Gunung Merbabu ini. Keluhan naiknya suhu udara, terutama di siang hari, mencoba disikapi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Memiliki modal 15 hektar lahan dari 50 hektar target kepemilikan, IAIN Salatiga berkomitmen menciptakan Green Campus. Diawali dengan kerjasama bersama Pemerintah Kota Salatiga saat peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Rabu (19/9/2018).

Rektor IAIN Salatiga, Rahmat Haryadi menyebutkan dalam desainnya, lebih dari separuh luas lahan akan dimanfaatkan untuk menciptakan hutan kota.

"Minimal 60 persen lahan akan digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau. Tahap awal kita ciptakan kampus bersih dan mengurangi sampah plastik," kata Rahmat.

Wakil Rektor Bidang Administrasi, Umum, Perencanaan dan Keuangan IAIN Salatiga, Kastolani menyebutkan bahwa luas 15 hektar itu akan menjadi Green Campus yang holistik. Bukan hanya RTH yang berfungsi sebagai hutan kota saja, namun juga pengelolaan sampah dan pengendalian polusi.

"Kita manfaatkan dulu yang ada. Saat ini memang masih 15 hektar, tapi 60 persennya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau. Semoga kerjasama dengan berbagai instansi bisa mempermudah realisasi," kata Kastolani.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto secara khusus menyebutkan bahwa persoalan lingkungan yang utama di Salatiga tak beda dengan kota lain. Pengelolaan sampah masih menjadi hulu dari persoalan lain.

"Kami berharap kerjasama dengan IAIN Salatiga bisa mendorong masyarakat mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan membentuk bank sampah," kata Yuliyanto.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Salatiga ini selain dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama antar lembaga lintas sektoral, juga diisi dengan lomba kreasi daur ulang sampah tingkat pelajar, lomba melukis tong sampah, dan lain-lain.

Puncaknya, dilakukan dengan pembuatan ratusan titik biopori dan penanaman bibit pohon di lingkungan IAIN Salatiga.

Simak video menarik pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya