Nasdem: Nama Koalisi Prabowo-Sandiaga Kembali ke Masa Lalu

Dia menegaskan Koalisi Indonesia Kerja ingin menatap tahun 2045, bukan kembali mundur ke 1945.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2018, 07:41 WIB
Johny G Plate (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Berlaga dalam Pilpres 2019, koalisi pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan memakai nama "Koalisi Indonesia Adil Makmur". Menanggapi nama yang dipakai, Sekjen Nasdem Johnny G Plate menilai kata yang dipakai sudah kuno.

Dia menjelaskan, nama koalisi Prabowo Adil Makmur adalah tujuan bernegara. Hal itu sudah lama ditetapkan pada tahun 1945. Menurut Johnny, nama itu sebatas tujuan. Berbeda dengan Koalisi Indonesia Kerja yang melaksanakan tujuan itu.

Johnny memaknai kata kerja yang dipakai lebih progresif.

"Itu kan tahun 45 dibuatnya, kalau bagi kami itu tujuan bernegara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur untuk mencapai tujuan bernegara kami melaksanakan melalui Koalisi Indonesia Kerja, bekerja untuk itu," ujarnya di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018).

Dia menegaskan Koalisi Indonesia Kerja ingin menatap tahun 2045, bukan kembali mundur ke 1945.

"Kami Indonesia kerja kami enggak perlu lagi balik ke tahun 45, kami ingin menatap 2045 bukan 1945. Tidak ingin kembali ke tahun 1945. Kami ingin mengisi kemerdekaan," pungkasnya.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani sebelumnya mengungkapkan nama koalisi Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 adalah Koalisi Indonesia Adil Makmur.

Saksikan video menarik berikut ini:


Visi Misi Prabowo

Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengkritisi kondisi ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Muzani menjelaskan, nama ini diambil dari langkah kerja dan visi misi Prabowo-Sandiaga sebagai bakal capres dan cawapres di Pilpres 2019.

"Nama koalisi kami adalah Koalisi Indonesia Adil Makmur. Dan tagline-nya adalah Adil Makmur bersama Prabowo dan Sandiaga," kata Muzani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya