Liputan6.com, Melbourne - Telkomtelstra memiliki mimpi besar di Indonesia. Perusahaan hasil patungan antara Telkom Indonesia dengan Telstra Corporation asal Australia ini akan mengawal Indonesia menjadi pusat ekonomi digital pada 2020 sesuai dengan target pemerintah.
Banyak hal yang tengah diupayakan Telkomtelstra untuk itu. Pertama, tahun ini, Telkomtelstra akan menggenjot berbagai perusahaan dan instansi pemerintahan untuk menggunakan cloud (komputasi awan).
Saat ini beberapa perusahaan di Indonesia masih ragu dan kurang peduli dengan pentingnya data centre yang berlokasi di dalam negeri.
President Director Telkomtelstra Erik Meijer menjelaskan, penggunaan cloud di Indoensia masih sedikit tertinggal jika dibandingkan beberap negara tetangga.
"Di Indonesia diakui agak ketinggalan. Pertama belum ada pemasaram agresif dan banyak perusahaan yang bingung apa yang boleh dan enggak boleh di-cloud," kata Erik di Melbourne, Australia, Kamis (20/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Padahal, pemerintah sudah tegas mengenai data centre ini. Dimana aturan tersebut tertuang dalam PP No 82 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem dan transaksi elektronik. Salah satu poin di aturan tersebut adalah kewajiban penyimpanan data di dalam negeri.
Erik mengklaim, saat ini sistem clouding yang dimiliki menjadi satu-satunya produk yang memenuhi aturan tersebut. Bahkan produk yang dimiliki sudah berlebel SNI dan ISO.
Kedua, Erik ingin membawa teknologi Security Operation Centre (SOC) yang saat ini dimiliki Telstra di Australia. SOC ini akan didukung tim ahli security yang akan terus memantau dan meningkatkan postur keamanan organisasi sambil mencegah, mendeteksi, menganalisis, dan menanggapi insiden keamanan cyber dengan bantuan teknologi dan proses yang terdefinisi dengan baik serta cybersecurity incident response team (CIRT) terbaik dan berpengalaman.
Perluasan digital bisnis sering menjadi tantangan dalam banyak aspek terutama keamanan cyber. Melalui Telkomtestra Security Intelligent memastikan bisnis operasional bisa berjalan dengan baik dan keamanan cyber terlindungi dengan elemen-elemen terbarunya termasuk cybersecurity insuranc.
"Saya konsen betul soal ini, di Indoensia itu banyak hacker dan juga banyak serangan hacker. Ini hal yang harus putuskan sekarang," tegasnya.
Ketiga, implementasi Software Defance Wide Area Network (SD-WAN). Sistem ini akan mengkoneksikan semua jaringan perusahaan dan instansi yang menggunakan. Penggunaan SD-WAN ini akan melengkapi Security Operation Centre yang dimimiki Telkomtelstra.
Nempaknya, misi Telkomtekstra ini juga didukung langsung dari induknya, Telstra Corporation.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Siap Tambah Kabel
CEO Telstra Corporation Andrew Penn juga mengaku siap berinvestasi di kawasan Asia Pasifik, salah satunya menambah kapasitas kabel bawah laut yang dimilikinya. Dengan upaya ini, jelas akan meningkatkan kekuatan jaringan di beberapa negara yang terhubung.
"Kami akan menambahkan konektivitas kabel-kabel bawah laut di sekitar kawasan Asia Pasifik, sekitar sepertiga dari kapasitas kami saat ini. Kami tidak memiliki kapasitas di beberapa negara, jadi kami bermitra dengan Telkom dan perusahaan lain di wilayah ini," paparnya.
Andrew menyadari pertumbuhan data internet berkembang pesat. Untuk itu, kualitas dan kemampuan jaringan yang dimiliki harus terus berkembang.
Dalam rangka menginformasikan hal itu ke dunia, Telstra Corporation meghadirkan Telstra Vantage di Melbourne Exebition Convention Centre (MECC). Acara ini menampilkan berbagai teknologi baru yang dimiliki Telstra yang siap dikembangkan, salah satu yang dipromosikan adalah penggunaan teknologi 5G.
Advertisement