Liputan6.com, Karawang - Jasad Ririn Agustin (11), gadis cantik korban penyekapan dan pembunuhan, telah dimakamkan keluarga pada Sabtu, 15 September 2018, setelah diautopsi di RSUD Karawang.
Ayah korban penyekapan ini, Carwin (45), tak menyangka anak bungsunya itu meninggal dunia dengan cara mengenaskan dan ditemukan telah membusuk di kamar mandi rumah kontrakan yang persis berada di depan rumah tempat tinggalnya.
Ia juga tidak pernah membayangkan anak keduanya itu begitu cepat meninggalkannya. Carwin mengaku tidak memiliki firasat mengenai kejadian tersebut. Hanya saja tiga hari sebelum kematiannya, Ririn sempat menyampaikan sebuah permintaan.
Baca Juga
Advertisement
"Permintaan terakhir hanya minta tongkat Pramuka dicat, enggak pernah cerita apa-apa lagi," kata Carwin, di kediamannya di Dusun Rawasari RT 01/03 Desa Jomin Barat, Kotabaru, Karawang, Selasa, 18 September 2018.
Meski tidak ada firasat, tetapi tak seperti biasanya korban berperilaku manja. "Tapi belakangan dia sangat manja dengan saya," kenang Carwin.
Carwin juga menceritakan sebelum hilang, Ririn sangat bahagia ketika dibuatkan tongkat untuk latihan Pramuka di sekolahnya.
"Sebelum hilang sekitar pukul 15.30 WIB, temannya bernama Nanda nyamper ngajak berangkat bareng," jelasnya.
Sejak itulah keluarga merasa kaget karena Ririn tidak juga pulang hingga larut malam. Keluarga semakin dibuat panik. Pasalnya, setelah dicari ke teman dan sanak saudara, Ririn tidak kunjung ditemukan keberadaanya.
"Terus terang selama proses pencarian korban hilang tidak merasa curiga anak saya disekap di kamar kontrakan pelaku depan rumah," ucapnya.
Seperti diketahui, Ririn Agustin (11) yang masih duduk di bangku kelas enam SDN Jomin Barat IV, Karawang, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di kamar mandi kontrakan tetangganya. Korban ditemukan setelah dikabarkan hilang selama tiga hari.
Dugaan sementara, selain disekap, gadis cantik di Karawang itu tewas karena adanya tindak kekerasan. Itu merujuk pada proses kejadian serta identifikasi polisi yang menyatakan jika dalam kasus kematiannya ada jeratan di leher Ririn.
Permintaan Terakhir
Selain keluarga, duka mendalam dan rasa kehilangan atas kematian Ririn Agustin, gadis cilik anak pasangan Carwin dan Carmi yang tinggal di Dusun Rawasari, Kota Baru, Karawang, juga dirasakan guru serta teman-temannya di SD Negeri IV Jomin Barat.
Guru kelas enam SDN Jomin Barat IV, sekaligus wali kelas Ririn, Zulpiana Linda, mengaku kaget menerima berita meninggalnya Ririn. Pihak sekolah dan teman-teman sekelas Ririn juga merasa kehilangan sosok Ririn.
Linda menyebut selama belajar di sekolah, Ririn merupakan sosok pendiam tapi mudah bergaul dengan teman-temannya. Bahkan, kepada guru, Ririn sangat hormat dan sopan, serta tidak pernah membangkang.
"Anaknya pendiam, sopan, dan penurut serta tidak nakal, disuruh mengerjakan pelajaran di sekolah, biasa saja seperti siswa lainnya," kata Linda, Rabu (19/9/2018).
Teman-teman di sekolah serta guru merasa terkejut saat diberitahu peristiwa hilangnya Ririn hingga ditemukan meninggal dunia secara tragis. Padahal, pada hari kejadian, Ririn yang duduk di bangku bagian belakang kelas ini merasa senang bisa ikut bergabung kegiatan Pramuka.
"Semua teman dan guru di sekolah merasa kehilangan sosok almarhumah," Linda menambahkan.
Kepala Sekolah SDN Jomin Barat IV, Hedy Saputra mengatakan atas nama sekolah dan pribadi, dia menyampaikan rasa duka atas meninggalnya satu siswanya yang menjadi korban pembunuhan.
"Pihak sekolah merasa kehilangan sosok almarhum yang pendiam," kata Hedy.
Sementara kakak korban, Ida (14), mengatakan adiknya merupakan sosok yang patuh pada orangtua tidak pernah rewel dan marah kepada siapa pun. Apalagi di kalangan teman sebayanya, Ririn selalu menolong.
"Keluarga tidak menyangka adik dan anak bungsu harus meregang nyawa di tangan pelaku pembunuhan yang menghilang sebelum korban ditemukan," kata Ida di kediamannya di Dusun Rawasari RT 01/03 Desa Jomin Barat, Kecamatan Kotabaru, Karawang.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement