Respons Istana Redam Kisruh Impor Beras Buwas dan Mendag

Menurut Moeldoko, keduanya akan segera dipanggil oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Sep 2018, 13:10 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas (kanan) saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Kamis (13/9). Raker juga membahas tentang evaluasi pelaksanaan APBN 2018 dan RAPBN 2019 Perum Bulog. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko angkat bicara mengenai kisruh impor beras antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dengan Dirut Bulog Budi Waseso.

Menurut Moeldoko, keduanya akan segera dipanggil oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi.

"Bentar lagi mau diundang oleh Menko Perekonomian, untuk duduk sama-sama. Enggak boleh begtu. Semuanya kan harus terkoordinasi dengan baik," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Moeldoko mengatakan dirinya sudah melaporkan masalah tersebut ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Sudah diberitahu oleh pak Menko dan saya juga sudah lapor," ucap Moeldoko.

Mantan Panglima TNI ini berharap, masalah impor beras ini bisa segera diselesaikan. Ia pun berpendapat, masalah tersebut murni karena adanya miskomunikasi.

"Sebenarnya masalah komunikasi. Kalau sudah dikomunikasikan oleh menteri koordinator, saya pikir sudah," tandas dia.


Aman Hingga Juni 2019

Dirut Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Kamis (13/9). Raker juga membahas tentang evaluasi pelaksanaan APBN 2018 dan RAPBN 2019 Perum Bulog. (Liputan6.com/JohanTallo)

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso, menyebutkan bahwa cadangan beras pemerintah aman sampai Juni 2019. Maka dari itu, menurutnya, Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.

Budi Waseso mengaku sudah membuat tim dari berbagai pihak, baik ahli independen, Kementerian Pertanian serta jajaran Bulog sendiri, guna menganalisis kebutuhan dan kondisi perberasan nasional.

"Tim mengatakan rekomendasi sampai Juni 2019, tidak perlu impor. Bahkan dimungkinkan beras cadangan impor dari Bulog tidak akan keluar. Tinggal menjaga, masa kita harus bertahan pada impor?" kata Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (19/9).

Buwas menyebutkan bahwa saat ini cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk dengan beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400.000 ton sehingga total cadangannya menjadi 2,8 juta ton.

Dari total cadangan tersebut, Bulog memperhitungkan kebutuhan untuk Beras Sejahtera (Rastra) hanya akan terpakai 100.000 ton. Dengan demikian, total stok beras yang ada di gudang Bulog hingga akhir Desember 2018 sebesar 2,7 juta ton.

Jika ditambah dengan serapan gabah dari dalam negeri sebesar 4.000 ton per hari (pada musim kering), Buwas memperkirakan stok akhir bisa mencapai 3 juta ton. Dia juga meyakini dengan posisi stok akhir Desember ditambah dengan serapan gabah hingga Juni 2019, Indonesia tidak perlu impor beras.

"Saya tidak mau lagi berpolemik mau atau tidak impor. Karena ada analisa tadi tidak perlu impor, maka kebutuhan sampai Juni 2019 aman," kata Buwas.

Dia menambahkan bahwa data kebutuhan beras Indonesia sebesar 2,4-2,7 juta ton per bulan memang perlu dipertanyakan. Dari data tersebut, tercatat bahwa setiap orang mengonsumsi beras sebanyak 130 Kg per tahun. Data tersebut menurut Buwas menjadi rancu dan mengakibatkan asumsi bahwa kebutuhan beras lebih banyak dari yang seharusnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya