RI Bangun 3.069 Km Jalan Perbatasan, 48 Persen Lahan Sudah Dibebaskan

Pemerintah membangun jalan perbatasan yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan dan Papua dengan total panjang 3.069,76 km.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Sep 2018, 17:51 WIB
Kementerian PUPR terus melanjutkan pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalimantan. (Maul/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hingga saat ini terus membangun jalan perbatasan yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan dan Papua dengan total panjang 3.069,76 km.

Adapun target utama pembuatan jalan perbatasan tersebut yakni untuk membuka konektivitas, aksesibilitas dan mobilitas di area terluar Tanah Air.

Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto menyampaikan, hampir separuh atau sekitar 48,77 persen lahan proyek jalan perbatasan telah berhasil dibebaskan.

"Dari total sekitar 3.069 km panjang jalan perbatasan di seluruh Indonesia, 1.497,25 km secara lahan telah terbuka atau land clearing," jelas dia saat sesi konferensi pers di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Berdasarkan perhitungan itu, ia melanjutkan, sepanjang 900,83 km atau 29,34 persen jalan sudah dilakukan perkerasan, sedangkan baru 672,01 km atau 21,89 persennya yang telah teraspal.

Dia menyebutkan, jalan perbatasan yang secara pengerjaan sudah tuntas yakni yang berada di Nusa Tenggara Timur. "Itu sudah tembus dan sudah beraspal," ungkapnya.

Pengerjaan jalan perbatasan NTT dengan total panjang 179,63 km ini terbagi menjadi empat ruas serta memiliki dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang ditempatkan di Motaain dan Motamasin. Pembangunannya sendiri dimulai pada rentang waktu 2015-2018 dan menelan dana sebesar Rp 1,209 triliun.

 


Di Kalimantan

Pembangunan jalan di perbatasan Kalimantan (Foto:Dok Kementerian PUPR)

Sementara itu, jalan perbatasan juga turut dibangun di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dengan total panjang sepanjang 1.919,98 km. Targetnya, pada akhir tahun nanti lahan yang terbebas sudah mencapai 1.775,30 km.

"Jadi nanti yang belum terbuka tinggal 144,68 km, yakni yang sebagian ada di Kalimantan Timur dan sebagian di Kalimantan Utara," papar Sugiyartanto.

Total anggaran yang harus dikeluarkan untuk proyek ini adalah sekitar Rp 3,15 triliun. Alokasi anggarannya pun sempat meningkat tajam pada 2017, yakni sebesar Rp 1,3 triliun, atau dua kali lipat lebih besar dibanding 2016 yang sekitar Rp 606 miliar.

Terkait proyek jalur perbatasan di Papua yang menghubungkan Jayapura-Merauke sepanjang 1.098,24 km, ditargetkan 908,72 km lahannya sudah terbebas pada akhir 2018.

Pengerjaannya sendiri dibagi menjadi 3 segmen, yakni Segmen 1 Jayapura-Arso-Waris-Yetti sepanjang 128,18 km, Segmen 2 Yetti-Ubrub-Oksibil 301,74 km, dan Segmen 3 Oksibil-Tanah Merah-Muting-Merauke sejauh 668,32 km.Anggaran yang dibutuhkan untuk menggarap proyek ini pada rentang waktu 2015-2018 yakni sebesar Rp 723 miliar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya