Liputan6.com, Jakarta - Menyusuri Kota Thaif, tak hanya dapat kita jumpai hamparan pemandangan hijau dan sejuknya hawa di sana. Tetapi salah satu kota di Provinsi Makkah, Arab Saudi ini juga menyimpan banyak sejarah Islam yang mungkin sebagian orang belum tahu.
Terletak pada ketinggian 1.700 m di lereng Pegunungan Sarawat, Tim Media Center Haji Daerah Kerja (MCH Daker) Makkah berkesempatan melakukan ziarah ke Masjid Perpustakaan Abdullah Ibn Abbas di kota Thaif.
Advertisement
Kunjungan ini dipimpin oleh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Mastuki, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi Hadi Rahman, serta beberapa rombongan lainnya, seperti dikutip dari laman www.haji.kemenag.go.id, Jumat (21/9/2018).
Masjid Ibnu Abbas merupakan salah satu peninggalan dari sejarah Islam di kota Thaif. Masjid besar ini dibangun pada 592 H. Dinamakan Ibnu Abbas karena tempatnya di samping makam Ibnu Abbas.
Makam Ibnu Abbas kini terletak di samping tempat salat wanita. Ada juga seorang tokoh besar yang bernama Imam Muhammad bin Al Hanafiyah bin Ali Ibnu Abi Thalib yang juga dimakamkan di situ. Dia putra Sayidina Ali dari istri selain Fatimah.
Abdullah Ibnu Abbas adalah anak dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman dari Rasulullah SAW. Ibnu Abbas lahir 619 M. Dia adalah seorang sahabat sekaligus keponakan Rasulullah SAW.
Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas. Banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas.
Ia juga menurunkan seluruh Khalifah dengan nama Bani Abbasiyah. Abbasiyah dirujuk pada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Doa Air Liur
Dikisahkan, suatu saat Rasulullah SAW menimang Ibnu Abbas dan mendoakan Ibnu Abbas dengan cara meletakkan air liurnya ke mulut Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas didoakan khusus agar menjadi ahlul hikmah atan ahli ilmu dan kelak suatu saat nanti Abdullah Ibnu Abbas akan menjadi orang yang sangat dikagumi dan dijadikan sandaran atau rujukan khususnya Alquran, tafsir, dan hadis.
Semasa hidupnya, Ibnu Abbas pernah berpesan agar dimakamkan di Thaif, bukan di Madinah atau di Makkah. Bagi Ibnu Abbas, Madinah dan Makkah merupakan kota suci yang hanya layak untuk orang-orang yang benar-benar bersih.
Ibnu Abbas yang berjuang bersama Rasulullah merasa tidak pantas dimakamkan di tempat suci ini. Karena itu, di masa senjanya, Ibnu Abbas memilih tinggal di Thaif sampai meninggal pada 78 Hijriyah saat berusia 81 tahun.
Selain terkenal dalam jalur periwayatan hadis, Ibnu Abbas juga dikenal dengan banyak julukan antara lain Hibrul Ummah (pemimpin umat), Faqihul Ashr (orang yang paling pandai memahami agama di masanya), Imam Tafsir (ahli tafsir), al-Bahr (lautan karena luasnya ilmu), dan banyak julukan lain.
Makam dan masjid Ibnu Abbas di Thaif sekarang menjadi salah satu destinasi yang sering dikunjungi jemaah umrah dan haji dari berbagai negara.
Advertisement