Liputan6.com, Jakarta Liverpool adalah salah satu tim berprestasi di Inggris. Bukan hanya klub besar, Liverpool juga sudah sarat dengan prestasi.
Mereka sudah mengoleksi 18 gelar liga dan juga menjadi juara Eropa sebanyak lima kali. Namun, sayangnya mereka belum pernah memenangkan liga pada era Liga Inggris.
Baca Juga
Advertisement
The Reds terakhir dinobatkan sebagai juara Inggris pada 1990.
Delapan manajer berbeda sudah mencoba untuk mengakhiri puasa gelar Liverpool tetapi tidak ada yang berhasil mencapainya. Mereka finis sebagai runner-up dalam tiga kesempatan dan yang terakhir pada musim 2013-14.
Namun, situasi di Liverpool saat ini terlihat lebih cerah di bawah Jurgen Klopp. Namun, manajer Jerman itu harus tetap bekerja keras untuk bisa mempersembahkan gelar Premier League pertama ke Anfield.
Berikut ini tiga alasan Liverpool selalu kesulitan menjuarai Liga Inggris selama ini seperti dilansir Sportskeeda.
Gagal Bersaing di Bursa Transfer
Sepak bola sudah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir karena masuknya investor asing dan hak siar TV yang memberi keuntungan besar buat klub. Akibatnya klub-klub sepakbola bisa belanja besar di bursa transfer dan merekrut superstar.
Namun, Liverpool gagal beradaptasi dengan bursa transfer modern dan selalu kesulitan bersaing dengan para rivalnya. The Reds cenderung mendatangkan pemain muda untuk masa depan ketimbang belanja besar untuk mendatangkan pemain bintang.
Fenway Sports Group menghabiskan £ 163,985 juta pounds selama tujuh musim pertama mereka di klub. Itu jauh lebih sedikit daripada belanja bersih Manchester City dan Manchester United karena mereka menghabiskan 718,05 juta pounds dan 540,05 juta pounds.
Namun demikian, situasi di Liverpool sudah berubah dan Jurgen Klopp menghabiskan sebesar 177 juta pounds di bursa transfer musim panas lalu. Mereka juga merekrut Virgil Van Dijk dengan memecahkan rekor transfer klub sebesar 75 juta pounds pada bulan Januari sehingga membuatnya menjadi bek paling mahal sepanjang masa.
Advertisement
Konsistensi
Liverpool mampu menunjukkan performa yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir. Namun, The Reds gagal mempertahankan konsistensi mereka selama satu musim.
The Reds sering bermain gemilang melawan tim-tim besar sejak kedatangan Klopp. Namun, setelah itu mereka cenderung kesulitan menghadapi tim yang lebih kecil.
Liverpool tidak menghadapi tim yang lebih kecil dengan energi, intensitas, dan tekad yang sama seperti saat melawan tim besar. Mereka kehilangan poin melawan tiga tim yang terdegradasi musim lalu dan itu merupakan penghalang utama mereka.
Meskipun begitu, Liverpool bisa tampil secara konsisten sejauh musim ini dan mereka memenangkan enam pertandingan pembuka mereka di semua ajang kompetisi untuk pertama kalinya dalam 57 tahun. The Reds bahkan mungkin bisa mengakhiri puasa gelar mereka musim ini.
Gagal Pertahankan Pemain Terbaik
Liverpool merupakan salah satu tujuan menarik bagi pemain sepakbola di seluruh dunia dan banyak pemain kelas dunia bermimpi bisa bermain untuk The Reds selama abad ke-20.
Namun, kegagalan Liverpool memenangkan piala selama beberapa tahun terakhir mengubah situasi dan pemain bintang tidak lagi ingin datang ke Merseyside. Selain itu, mereka menjadi klub penjual dan sulit mempertahankan pemain terbaik mereka ketika mendapat tawaran dari klub seperti Real Madrid, Barcelona atau bahkan Manchester City.
Luis Suarez hampir memenangkan gelar Premier League untuk The Reds pada musim 2013-2014 tetapi dia dijual ke Barcelona pada musim berikutnya. Phillipe Coutinho mengikuti jejak Suarez sedangkan Raheem Sterling bergabung dengan Manchester City pada 2015.
Advertisement