Pelukan Terakhir Suami untuk Sang Istri Sebelum Tewas Dijambret

Sang suami memiliki firasat aneh sehari sebelum sang istri tewas dijambret saat mengantar anak bungsunya ke sekolahan di Surabaya.

Oleh JawaPos.com diperbarui 21 Sep 2018, 21:00 WIB
Ilustrasi (iStock)

Surabaya - Kejahatan jalanan di Kota Surabaya kembali merenggut korban jiwa. Kamis, 20 September 2018, Anna Pujiastutik (42) tewas setelah menjadi korban jambret di Jalan Indrapura, Surabaya.

Kini, jenazah warga Jalan Gubeng Airlangga, Surabaya, sudah dimakamkan di TPU Keputih. Namun, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban. Terop dan beberapa kursi plastik masih berjajar rapi di rumah duka. Beberapa pelayat juga masih tampak duduk berkumpul di depan rumah duka.

Jawapos.com berkesempatan berkunjung ke rumah duka dan disambut Yuri Wido Nurcahyo (46), suami Anna. Putra sulung korban, Eryusianto Kusumo Nurramadhani (16) dan Talita (13) yang saat itu berboncengan dengan almarhum ibunya juga turut menyambut.

Yuri lantas bercerita tentang penjambretan yang menimpa istrinya. Menurutnya, sudah menjadi rutinitas Anna sebagai ibu yang menyiapkan segala keperluan rumah tangga usai salat Subuh.

Sebelum kejadian, Anna seperti biasa menyiapkan sarapan dan keperluan lain di rumah. Pada hari itu, ia bermaksud berangkat ke rumah orangtuanya di Jalan Kalimas Baru, Surabaya.

Dari Jalan Gubeng, Anna kerap melalui rute yang sama. Yakni, Jalan Walikota Mustajab, Jalan Genteng Kali, Siola, Jalan Bubutan, lalu menuju ke Jalan Indrapura.

"Kalau lewat jalan lain malah muter. Ibu (Anna) juga pakai helm lengkap waktu dijambret. Tapi mungkin memang karena tarikan pelaku terlalu kuat, sehingga istri saya jatuh dan meninggal di tempat," kata Yuri kepada JawaPos.com, Jumat (21/9/2018).

Yuri melanjutkan ceritanya. Di rumahnya di Jalan Kalimas Baru, Anna juga rutin menyiapkan keperluan lain. Ia pula yang mengantar anang bungsunya, Talita Inama Alisia, berangkat ke SMP Mujahidin, Jalan Perak, Surabaya.

"Jadi memang itu sehari-harinya istri saya. Berangkat subuh dari sini (rumah di Jalan Gubeng Airlangga) ke Jalan Kalimas Baru. Sekalian menyiapkan keperluan Talita sekolah, kecuali hari Minggu," beber Yuri.

Ditanya soal uang yang ditemukan di dalam tas istrinya, Yuri mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Dia justru tahu ada informasi itu dari polisi.

"Istri saya punya toko kelontong di rumah Jalan Kalimas Baru. Mungkin istri saya bermaksud kulakan beberapa bahan pokok untuk dijual di toko kelontong di rumah itu usai mengantar Talita," ucapnya.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

 


Firasat Sebelum Musibah

Foto Anna Pujiastutik semasa hidup. (Aryo Mahendro/JawaPos.com)

Sekarang, Yuri harus merelakan kepergian sang istri. Meski beberapa kenangan tentang sang istri masih melekat di benaknya. Yuri sempat mendapat firasat sehari sebelum musibah itu.

Menurut Yuri, ada yang aneh saat memandang foto profil istrinya pada aplikasi WhatsApp. Yuri merasa warna fotonya agak pudar seperti gambar yang diambil puluhan tahun lalu.

"Malamnya itu juga ada dorongan yang kuat untuk memeluk istri saya. Nggak tahu kenapa ingin sekali saya peluk istri. Padahal biasanya nggak pernah. Ya mungkin itu yang terakhir kali," tuturnya.

Yuri juga menuturkan cita-cita istrinya yang belum kesampaian. Anna ingin sekali melihat Talita sukses jadi Polwan. Sang istri terinspirasi dari anak tetangga yang sudah sukses dan berpenampilan gagah sebagai Polwan.

Yuri juga masih mengingat saat berbincang seru dengan sang istri membahas keinginannya itu. "Karena kalau saya sendiri ingin Talita sukses di bidang kesehatan. Jadi saya ngomong ke istri, bagaimana kalau sukses di bidang kesehatan dahulu. Lalu masuk ke kepolisian. Malah ada nilai lebihnya," paparnya.

Kini, Yuri berharap polisi dapat segera menangkap si penjambret istrinya dan mengganjarnya dengan hukuman yang setimpal. Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati di jalan.

"Saya ingin keadilan. Saya ingin pelaku dihukum setimpal," ucapnya.

JawaPos.com lalu mengobrol sedikit dengan Talita. Masih tampak raut wajah syok dan sedih atas kepergian sang ibu. Musibah itu pun masih lekat dalam ingatan.

Talita menuturkan, aksi kriminal itu berlangsung cepat. Dia tidak melihat seorang pengendara pun saat melintas di Jalan Indrapura. Tiba-tiba dari arah kanan belakang, dua orang berboncengan mendekatinya.

"Mereka langsung menarik tas ibu. Ibu teriak. Lalu ditarik lagi sama orangnya (pelaku). Nah pas tarikan kedua itu, saya sama ibu jatuh," ungkap Talita.

Beruntung, Talita yang berboncengan dengan Anna tidak ikutan tewas. Dia terjatuh dari sepeda motor yang dikendarai dan terguling ke sisi kanan jalan usai dijambret. Talita hanya menderita luka dan sempat dirawat di RSU dr. Soetomo.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya