Liputan6.com, New York - Penembakan terjadi di Kota Syracuse, negara bagian New York, Amerika Serikat. Laporan setempat mengatakan, lima orang --seorang anak di antara mereka-- terluka.
Menurut para saksi, seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/9/2018), sebuah keluarga sedang berkumpul untuk mengenang seorang kerabat yang baru saja meninggal ketika penembakan terjadi pada Kamis, 21 September waktu setempat.
Advertisement
"Layanan darurat menanggapi panggilan bahwa insiden telah terjadi di Midland Avenue," kata petugas pemadam kebakaran.
Ambulans terlihat meninggalkan lokasi sekitar pukul 21.15 waktu setempat.
Polisi kemudian mengatakan bahwa tembakan itu datang dari seberang jalan, mengenai halaman di mana para korban berkumpul untuk sebuah acara memorial, laporan media AS.
Identitas korban yang dilaporkan berusia delapan hingga 35 tahun, belum dipublikasikan. Luka yang mereka alami pun dilaporkan tak mengancam jiwa.
Rekaman gambar yang beredar di media sosial menunjukkan area jalan yang ditutup dengan mobil polisi dan petugas yang berjajar di jalan saat warga berkumpul pasca-penembakan.
Saksikan juga video berikut ini:
Penembakan SMA di AS
Sebelumnya, 17 orang tewas dan 17 lainnya dilarikan ke rumah sakit dalam penembakan sekolah menengah di Parkland, Florida, Amerika Serikat, pada Rabu, 14 Februari 2018 waktu setempat.
Sheriff Broward County, Scott Israel, menyebut tersangka merupakan mantan siswa berusia 19 tahun bernama Nikolas Cruz. Meski sempat menjadi buronan usai penembakan, pemuda itu saat ini telah ditangkap.
Israel menyebut latar belakang Cruz, "sangat, sangat mencemaskan".
Aparat penegak hukum pertama kali menerima panggilan darurat penembakan sekolah di Marjory Stoneman Douglas High School sebelum pukul 15.00.
Seorang siswa bernama Kayden Hanafi mengatakan, dia mendengar dua suara tembakan dan melihat siswa lain berlarian ke gedung lain. Awalnya, dia dan teman-temannya mengira bahwa itu adalah suara petasan.
"Adalah berkah besar karena kami masih hidup," kata Hanafi seperti dikutip dari CNN.
Siswa lain, Nicole Baltzer, mengatakan bahwa ia sedang berada di kelas trigonometri sekitar 10 menit sebelum bel pulang sekolah berdering. Ia mendengar enam suara tembakan dan semua orang berlari ke dalam sekolah.
"Aku mendengar banyak suara tembakan, setidaknya ada enam. Itu terdengar sangat dekat," ujar Baltzer.
Petugas kepolisian memintanya untuk menutup mata saat ia dan teman-temannya berjalan melewati sebuah ruang kelas dengan jendela pecah akibat penembakan sekolah.
"Polisi berkata tak ada hal baik yang dapat dilihat di sana," kata gadis berusia 18 tahun itu.
Advertisement