Liputan6.com, Jakarta - Google dilaporkan telah memperluas software kontrol orangtua untuk smartphone anak yang diberi nama Family Link. Dengan pembaruan ini, software tersebut dapat digunakan untuk orangtua yang memiliki anak berusia di atas 13 tahun.
"Awalnya, Family Link diluncurkan untuk anak berusia di bawah 13 tahun, tapi kami mendengar banyak orangtua yang merasa aplikasi ini berguna untuk anak- anaknya yang berusia remaja," tutur Google dalam blog-nya.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Tech Crunch, Senin (24/9/2018), software ini memungkinkan orangtua untuk memantau penggunaan smartphone anaknya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengetahui waktu anak-anak saat mengakses smartphone.
Tidak hanya itu, orangtua juga dapat mengetahui lokasi smartphone dan aplikasi yang dipasang di smartphone-nya tersebut. Rencananya, pembaruan tersebut akan digulirkan secara global mulai pekan ini.
Google menuturkan, cara ini menjadi salah satu upaya ekspansi Family Link ke pasar global. Aplikasi ini juga akan tersedia untuk perangkat Chromebook dan orangtua juga dapat mengakses software ini lewat Google Assistant.
Kendati demikian, keberadaan aplikasi ini masih dipandang belum efektif. Alasannya, anak-anak diberi akses untuk mematikan pengawasan dari orangtuanya tanpa peringatan terlebih dulu.
Di sisi lain, dengan usia di atas 13 tahun, anak-anak ini sebenarnya sudah beranjak remaja. Karenanya, pengawasan semacam ini dianggap kurang efektif dan anak sebaiknya diajak untuk berdiskusi.
Prancis Larang Penggunaan Smartphone di Sekolah
Penggunaan smartphone untuk anak-anak memang dianggap memerlukan pengawasan. Karenanya, Pemerintah Prancis dilaporkan telah melarang siswa untuk memakai smartphone selama berada di sekolah.
Dikutip dari The Verge, larangan ini berlaku untuk siswa yang berusia di bawah 15 tahun. Mereka diminta untuk meninggalkan smartphone-nya di rumah atau mematikannya selama berada di sekolah.
Untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi, setingkat sekolah menengah atas, pemerintah memberikan kesempatan apakah sekolah akan memberlakukan aturan larangan smartphone ini selama kegiatan belajar mengajar.
Larangan ini juga mencakup penggunaan tablet, komputer, dan perangkat lain yang terhubung ke internet. Kendati demikian, ada beberapa pengecualian, seperti bagi siswa penyandang disabilitas atau penggunaan yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
Aturan ini sendiri sebenarnya merupakan janji kampanye yang diungkapkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Karenanya, Presiden Macron pun langsung memberlakuan aturan ini lewat akun Twitter-nya.
"Larangan umum pengguna ponsel di sekolah dan perguruan tinggi telah diadopsi. (Ini) bentuk komitmen yang dilakukan," tulis Macron melalui akunnnya @EmmanuelMacron.
Untuk informasi, ini bukan kali pertama Prancis melarang penggunaan smartphone di sekolah. Pada 2010, pemakaian smartphone selama kegiatan mengajar dilarang oleh pemerintah.
Awal 2018, pemerintah juga melarang aktivitas berkirim SMS selama berada di mobil. Pemberlakuan aturan ini juga diterapkan saat mobil berada di pinggir jalan.
Advertisement
Rambu Khusus Buat Pengemudi yang Nekat Nyetir Sambil Telepon
Selain Prancis, Inggris juga sudah menerapkan aturan serupa terkait penggunaan ponsel saat berkendara. Kepolisan Norfolk, Inggris menerapkan sebuah sistem baru berupa rambu lalu lintas khusus.
Dikutip dari Telegraph, Senin (16/7/2018), rambu ini akan mengingatkan pengemudi yang menelepon. Jadi, rambu lalu lintas ini dapat mendeteksi sinyal yang terpancar dari smartphone di dalam kendaraan.
Jika terdeteksi ada sinyal dari kendaraan, rambu berupa tanda dilarang menelepon akan menyala untuk memperingkatkan pengemudi.
Rambu ini bekerja dengan menggunakan pemindai untuk mendeteksi sinyal radio saat seseorang dalam mobil melakukan panggilan. Pemindai ini juga dapat membedakan antara sinyal radio ponsel dan sinyal Bluetooth.
Karenanya, pengemudi yang memakai Bluetooth untuk menelepon dengan akses nirkabel, tidak diperingatkan. Pemindai ini juga tidak dapat memonitor koneksi data, sehingga pengemudi yang mengakses internet tidak terdeteksi.
Ada tiga rambu yang sudah disiapkan di jalanan Norwich, Norfolk, Inggris. Meski sudah terpasang, rambu ini masih digunakan sebatas pengingat, sehingga pelanggarnya tidak akan dihukum.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: