Gelandang Liverpool Dinilai Lebih Baik dari Paul Pogba

Paul Pogba masih kesulitan untuk membuktikan kelasanya secara konsisten bersama MU.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2018, 13:25 WIB
Gelandang Manchester United (MU) Paul Pogba. (AFP/Alain Grosclaude)

Liputan6.com, Liverpool - Salah satu legenda Liverpool Graeme Souness menilai James Milner adalah tipe pemain yang profesional, sementara Paul Pogba adalah pemain egois.

Paul Pogba masih kesulitan untuk membuktikan kelasnya secara konsisten di skuat Manchester United (MU). Kadang ia tampak layak dibeli seharga 89 juta pound. Contohnya seperti saat ia membantu MU mengalahkan Young Boys 3-0 di Liga Champions.

Tapi, kadang Pogba tampak main malas-malasan. Alhasil, Manajer MU Jose Mourinho pun sempat mencadangkannya beberapa kali musim lalu.

Paul Pogba pun akhirnya mendapat banyak kritikan bertubi-tubi. Salah satu orang yang kerap mengkritiknya adalah Souness. Ia kerap menganggap Pogba sebagai pemain yang flamboyan.


Pilih Milner

Gelandang Liverpool, James Milner. (AFP Photo/Paul Ellis)

Souness kemudian diminta memilih di antara Pogba adan Milner oleh Paddy Power. Dengan tegas, ia memilih sang gelandang Liverpool.

Dikatakannya, Milner pemain yang bisa menunjukkan bagaimana seharusnya seorang gelandang yang baik itu bermain di lapangan. Sementara Pogba adalah tipe pemain yang egois.

"Itu mudah," seru gelandang serba bisa berusia 32 tahun ini. "Itu bahkan bukan pertanyaan. Milner, setiap hari dalam sepekan. Ia pemain yang bagus," pujinya.


Tak Jalankan Tugas

Souness mengatakan jika saja ia diminta untuk memilih siapa lawan yang lebih disukai untuk dihadapi di atas lapangan, maka ia akan memilih Pogba. Sebab ia yakin pemain asal Prancis ini tak akan bekerja keras untuk menghentikan pergerakannya, dan hal itu berbeda jauh dengan Milner.

"Siapa yang lebih suka saya lawan? Paul Pogba. Saya tidak ingin bermain melawan Milner," cetusnya.

"Tapi, dengan Pogba, ini semua tentang dirinya dan permainannya. Ia tidak akan menghentikan saya, ia membiarkan Anda bermain, dan itu salah satu kritikan padanya," tegasnya.

"Menguasai bola hanya setengah dari permainan. Bagian besar menjadi pemain top, sebagaimana yang ia inginkan, adalah Anda harus menghentikan orang yang Anda hadapi. Dan itu bagian dari kapten. Jika saya mengalami hari yang baik, itu berarti saya menghentikan orang yang saya lawan secara langsung. Ini bukan sekedar tentang saya akan bermain dan saya akan bermain, ada sisi lain dalam pertandingan. Anda tak bisa menunjuk dan memilih kapan Anda ingin tampil bagus," ketusnya.

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya