Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka menyambut pelaksanaan Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank Group (IMF-WBG) 2018 di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober mendatang, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan 50 bus untuk mengangkut tamu undangan dari luar negeri.
Pada acara yang berlangsung kurang lebih selama sepekan tersebut, Pulau Dewata diprediksi harus bersiap menerima kehadiran lebih dari 15 ribu pengunjung yang berasal dari 189 negara anggota IMF.
Baca Juga
Advertisement
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyatakan, bus merupakan moda transportasi andalan untuk antar-jemput tamu negara pada perhelatan besar yang dalam waktu dekat ini banyak diselenggarakan di Indonesia.
"Sama seperti sekarang ini, untuk yang Asian Para Games (2018), saya siapkan sekitar 100 bus. Kita juga sudah pengalaman kemarin pas Asian Games (2018). Asian Games kita kan cukup banyak kendaraan pengantarnya," tutur dia di Jakarta, Minggu (23/9/2018).
Begitu juga untuk ajang IMF-WBG, dia menambahkan, pemerintah telah menyediakan sekitar 50 bus. "Sudah kita rapatkan kemarin, di Bali kalau tidak salah ada 50 bus yang akan melayani pengantaran (tamu), misal dari hotel ke tempat acara," sambungnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menekankan bahwa pertemuan IMF-WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, ini akan menjadi ajang unjuk gigi kekuatan ekonomi negara-negara Asia, termasuk Indonesia, kepada dunia.
Tak hanya itu, Bali selaku tuan rumah juga akan mendapat keuntungan dengan membanjirnya penduduk mancanegara yang akan berkumpul di sana pada bulan depan. Diperkirakan, acara ini mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada kisaran angka 5,9-6,3 persen.
Lebih lanjut, Budi Setiyadi menyampaikan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub pada Senin (24/9/2018) besok, akan mengundang seluruh Kepala Dinas Perhubungan serta Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) seluruh provinsi untuk membicarakan perluasan penerapan kebijakan ganjil-genap.
"Saya akan kumpulkan dan menyampaikan succes story bagaimana Jakarta mengelola manajemen lalu lintas dengan pola ganjil-genap. Harapan kita, sudah saatnya kota-kota lain juga melakukan ini," ujar dia.