Liputan6.com, Jakarta Setelah Journal Pediatrics merilis bahaya penggunaan baby walker, banyak negara diketahui mulai melarang penggunaan salah satu perlengkapan melatih bayi berjalan.
Beberapa penelitian tersebut menyebutkan bahwa baby walker tak efektif melatih bayi berjalan, yang ada malah berdampak pada kesehatan si Kecil.
Advertisement
Tak hanya itu, risiko cedera yang ditimbulkannya juga sangat tinggi. Alat tersebut diketahui telah menyebabkan lebih dari seperempat juta bayi di bawah usia 15 bulan dirawat karena patah tulang, gegar otak, dan patah tulang tengkorak. Penelitian ini dilakukan antara 1990 hingga 2014.
Bahaya Penggunaan Baby Walker untuk Bayi
Alat tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk membantu balita meregangkan kaki mungil mereka tanpa mengeluarkan terlalu banyak usaha. Sayangnya risikonya meluncur tanpa kendali juga sangat besar.
" Karena itu, kami mendukung posisi American Academy of Pediatric yang menyarankan kalau baby walker tidak boleh dijual atau digunakan. Sama sekali tidak ada alasan produk ini harus tetap ada di pasaran," kata dr Gary Smith, salah satu tim dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Fatherly.
Faktanya, menggunakan baby walker malah memperlambat proses belajar berjalan pada anak. Pasalnya untuk belajar melangkah dibutuhkan kemampuan koordinasi kaki, mata dan keseimbangan. Ketiganya tak bisa dicapai anak ketika menggunakan baby walker.
Penulis : Mutia / Dream.co.id
Advertisement