Suporter Persija yang Tewas Tak Izin Nonton Bola di Bandung

Kedua orangtuanya tak mengetahui korban akan menonton laga Persib melawan Persija.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 24 Sep 2018, 16:15 WIB
Ilustrasi suporter Persija Jakarta, The Jakmania. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Haringga Sirilia, suporter Persija Jakarta, tengah jadi bahan perbincangan. Itu karena ia menambah panjang daftar korban kekerasan yang dilakukan akibat rivalitas suporter Persija dan Persib Bandung.

Haringga ditemukan tewas di area Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebelum duel Persib dan Persija dimulai pada pukul 16.00 WIB. Dari berbagai keterangan, korban dikeroyok sekelompok orang yang diduga pendukung Persib, bobotoh.

Korban tewas di tempat dengan luka berupa pukulan dan hantaman berbagai benda tumpul. Insiden tersebut pun langsung menarik perhatian berbagai pihak. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan ikut berduka dan mengecam insiden itu.

Tentu, pihak yang paling bersedih atas meninggalnya suporter Persija tersebut adalah kedua orangtuanya, Silomam dan Mira. Dari pengakuan Silomam, ia tak mengetahui bahwa putranya pergi ke Bandung untuk menonton Persib melawan Persija.

"Izinnya sama istri, bilangnya cuma mau bantuin teman kerja gitu, ada kerjaan katanya. Disuruh bantu, gak bilang ke Bandung atau nonton bola. Tapi kalau bilang ke Bandung, saya sudah pasti curiga. Karena saya ingat kalau gak salah mau ada pertandingan di Bandung," kata Silomam seperti di video Liputan6.com.

 


Saksi Berat

Bek Persib Bandung, Bojan Malisic, bersitegang dengan striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, pada laga Liga 1 di Stadion GBLA, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018). Persib menang 3-2 atas Persija. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Dari laporan terkini, terungkap bahwa pihak Polrestabes Bandung sudah mengamankan 10 orang yang diduga pelaku. Bahkan, lima di antaranya dilaporkan telah mengakui perbuatannya. Sampai saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan.

Semua pihak mendesak agar para pelaku diberi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Harapan itu juga diungkapkan Mira, ibu korban. "Saya ingin dihukum seberat-beratnya. Anak saya kan (sudah) tidak hidup, meninggal, ya saya tidak terima."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya