Liputan6.com, Jakarta Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese melalui label Sebastian Gunawan kembali meluncurkan koleksi terbarunya bertajuk Cromia. Masih mencitrakan wanita yang feminin, elegan, dan modern, Sebastian Gunawan meluncurkan berbagai busana mewah yang menjadikan penggunanya terlihat berkelas.
Kali ini, Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese menghadirkan makna dan rasa emosional yang baru pada warna melalui Cromia. Cromia berasal dari kata chroma yang memiliki makna kemurnian dan intensitas warna, sedangkan dalam bahasa Yunani, khroma berarti warna.
Advertisement
Cromia dari Sebastian Gunawan bercerita tentang gagasan mode terkini yang terinspirasi dari karya-karya pelukis Henri Matisse di tahun 1869 sampai 1954. Henri adalah pelukis Perancis di era Post Impresionis yang memimpin gerakan Fauvisme atau pemberontakan atas kelaziman warna.
Parade warna yang dihadirkan dalam koleksi Cromia
Cromia dipresentasikan secara masif dari paduan palet warna komplementer. Warna-warna yang dihadirkan pun adalah komposisi yang berani.
Parade warna hadir dari berbagai bahan, seperti tulle yang tipis, tafetta, tweed, hingga lame matelasse, mikado, dan jaquard. Cromia juga menunjukkan busana dalam keragaman potongan dan siluet busana yang tidak biasa, seperti bahan tulle yang ditumpuk hingga menjadi tebal dengan pola lurus yang tidak terduga.
Advertisement
Teknik dan karakter busana dalam koleksi Cromia
Teknik yang digunakan dalam koleksi Cromia pun beragam, mulai dari melipat, menekuk, dan menyusun, yang dikembangkan lagi. Karakter desain yang ringan, gaun berkonstruksi dihadirkan nyaris tanpa bling-bling, namun bergaya masa kini dan mewah khas Sebastian Gunawan.
Deretan busana pada koleksi Cromia ini terikat pada satu benang merah yaitu ikat pinggang berukuran gigantis yang dihadirkan dalam warna-warna yang tidak selaras. Cromia dari Sebastian Gunawan dihadirkan dalam 88 koleksi busana, berupa gaun koktail, gaun malam, dan gaun pengantin.