Awal Sesi Perdagangan, IHSG Bergerak di 2 Zona

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Sep 2018, 09:14 WIB
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham Selasa pekan ini. Akan tetapi, IHSG bergerak terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (25/9/2018), IHSG melemah tipis 7,06 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.875,15. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka turun tipis 0,1 poin ke posisi 5.882.

Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,15 persen ke posisi 929,71. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.891,70 dan terendah 5.875,03. Sebanyak 96 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 69 saham melemah dan 106 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 22.010 kali dengan volume perdagangan 297,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 222,7 miliar. Investor asing jual saham Rp 2,87 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.870.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar melemah 0,37 persen. Sektor saham aneka industri menguat 0,57 persen, sektor saham barang konsumsi mendaki 0,49 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,27 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI menguat 24,85 persen ke posisi Rp 1.030 per saham, saham PANI menanjak 22,90 persen ke posisi Rp 585 per saham, dan saham NIKL melonjak 17,67 persen ke posisi Rp 3.330 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham TAMU melemah 4,62 persen ke posisi Rp 3.100 per saham, saham PKPK tergelincir 3,57 persen ke posisi RP 135 per saham, dan saham BNBA susut 2,78 persen ke posisi Rp 280 per saham.

Di bursa saham Asia, sebagian besar indeks saham acuan menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,27 persen, indeks saham Thailand merosot 0,38 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,68 persen, indeks saham Shanghai menanjak 2,5 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,05 persen ke posisi 3.219,16.

 


Prediksi Analis

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan saham Selasa 25 September 2018.

Investor kini berharap adanya rekonsiliasi antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam hal perdagangan.

"Di tengah pemberlakuan tarif oleh AS terhadap China, sentimen ini akan menjadi sentimen eksternal yang cukup berdampak bagi gerak IHSG," ujar Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati di Jakarta, Selasa.

Meski begitu, Suryo menjelaskan, ada kemungkinan bagi China tidak menyelesaikan konflik dagang dalam meja perundingan.

"Satu sisi, kemungkinan perang dagang ini juga bisa berlangsung lama. Pasalnya, China tak akan mengubah kebijakan domestiknya meski mendapat tekanan dari AS," ujarnya.

Suryo memprediksi IHSG mengindikasikan tren pelemahan di level support 5.937 dan resisten 5.977.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji juga meramalkan demikian. Sinyal potensi pelemahan IHSG cukup besar pada pergerakan indeks saham Selasa ini. IHSG bakal terproyeksi dalam rentang 5.823-5.987.

"Secara teknikal, indikasi pola grafik engulfing candlestick pada IHSG cukup memberi sinyal bahwa IHSG bakal bearish yakni melemah. Jadi potensinya bakal lanjutkan pelemahan," ujarnya.

Seiring pelemahan IHSG, saham rekomendasi untuk dibeli hari ini antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL).

Kemudian ada juga saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya