PDIP: Perangi Hoaks Sebagai Politik Adu Domba Bangsa

Menurut Basarah, politik adu domba yang sekarang nampak adalah penyebaran hoax atau berita bohong. Dia menduga motif penyebaran tersebut sebagai perilaku untuk memecah belah bangsa.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 25 Sep 2018, 13:12 WIB
Ketua MUI KH Maruf Amin bersama Wasekjen DPP PDIP, Ahmad Basarah (kanan) saat menghadiri diskusi di Jakarta, Jumat (27/4). Diskusi ini digelar untuk mencegah penyebaran paham radikalisme pro kekerasan dan intoleransi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengajak beberapa caleg artis yang diusungnya ke Museum Kebangkitan Nasional di Gedung eks Stovia, Jl Abdul Rachman Saleh, Jakarta Pusat. Dari kegiatan tersebut diharapkan para caleg mengenal sejarah bangsa dan menjauhi perpecahan.

Para artis yang mengikuti kegiatan tersebut antara lain Krisdayanti, Kirana Larasati, Lita Zein, dan Iis Sugiharto. Hadir dalam kesempatan itu pegiat sejarah Bonnie Triyana yang menjadi pemandu Museum Kebangkitan Nasional.

"Politik adu domba atau devide et di Indonesia sama dengan politik yang dilakukan orang Belanda jaman dulu, yang disebut juga devide et empira. Politik perpecahan membuat bangsa terpecah belah," kata Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah dalam paparan singkatnya di eks Gedung Stovia, Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Alasan caleg dari kalangan artis yang diajak turut serta belajar ke museum tersebut, karena mereka dinilai sebagai contoh atau role model hidup di masyarakat yang diharapkan dapat menyebar virus persatuan dan kesatuan, terlebih di momentum hajat demokrasi saat ini.

"Karena harusnya momen Pilpres adalah suatu momen persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan," kata Basarah.

Dia menambahkan, dengan mempelajari sejarah diharapkan para peserta mengetahui perjuangan bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan.

"Jas Merah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Karena dengan mempelajari sejarah, persatuan Bangsa Indonesia tidak akan terpecah belah dengan politik adu domba yang ada," kata Basarah.

 


Politik Adu Domba

Hari Kebangkitan Nasional semestinya bukan hanya dirayakan seremonial semata.

Menurut Basarah, politik adu domba yang sekarang nampak adalah penyebaran hoaks atau berita bohong. Dia menduga motif penyebaran tersebut sebagai perilaku untuk memecah belah bangsa.

"Sebenarnya yang sekarang dilihat sebagai politik adu domba atau perpecahan ada penyebaran berita hoaks, sehingga kita harus memerangi itu," kata Basarah.

Sebab, Basarah melanjutkan, dengan tersebarnya hoaks dan kebencian, maka terjadi perpecahan.

"Karena itu tema Jas Merah diangkat, di mana kita harus ingat bahwa Bangsa Indonesia bisa merdeka justru karena adanya persatuan dari perbedaan-perbedaan yang ada," tegas Basarah.

Saksikan video pilihan di bawah ini 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya