Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau biasa disebut Bandara Kertajati dinilai masih belum maksimal dalam menyerap penumpang angkutan udara. Salah satu sebabnya lantaran operasional penerbangan di bandara ini masih sangat minim.
Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B Pramesti, mengatakan saat ini yang masih menjadi kendala di bandara tersebut adalah soal aksesibilitas. Oleh sebab itu, pemerintah tengah mengupayakan adanya tol yang tersambung ke bandara tersebut.
"Ya salah satu masalahnya akses, kemudian infrastruktur lain," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Selain masalah akses, lanjut dia, keberadaan infrastruktur penunjang lain juga menjadi kendala bagi bandara ini. Masalah tersebut harusnya mampu diatasi oleh pemerintah daerah (pemda) untuk mendorong peningkatan penumpang pesawat.
"Infrastruktur lain seperti hotel, komersial area, itu yang kita tunggu dari daerah. Kalau itu sudah siap baru kita kembangkan," kata dia.
Meski demikian, lanjut Polana, upaya pengembangan Bandara Kertajati tersebut akan terus dilakukan. Salah satunya dengan memperpanjang landasan pacu bandara dari sebelumnya 2.500 meter menjadi 3.000 meter.
"Sedang on progress. (Target?) Tahun ini," ujar dia.
Bandara Kertajati Bakal Tersambung Tol Cisumdawu Akhir 2019
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat akan dapat tersambung dengan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau tol Cisumdawu pada akhir 2019.
Bandara Kertajati telah mulai beroperasi secara komersial sejak Mei 2018. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Tol Cisumdawu akan disambung menuju Bandara Kertajati, sehingga memudahkan masyarakat Jawa Barat yang hendak berpergian dengan pesawat.
"Itu nanti kalau sudah ada Tol Cisumdawu, akan sampai ke sana (Bandara Kertajati). Tol Cisumdawu nanti juga ada dampaknya ke Kertajati, sehingga bisa kita manfaatkan Cisumdawu," jelas dia di Jakarta, Kamis 21 Juni 2018.
Tol Cisundawu merupakan jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 km yang memiliki terowongan sejauh 472 meter dengan diameter 14 meter.
Selain itu, jalan tol ini terdiri dari enam seksi, antara lain Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.
Pembangunan Tol Cisumdawu ini dikerjakan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah, sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.
Lebih lanjut Menteri Basuki memperkirakan, pengerjaan Tol Cisumdawu paling cepat bakal selesai akhir tahun depan.
"Kira-kira 2019 akhir mungkin, kalau enggak 2020. Tapi paling cepat akhir 2019 (Tol Cisumdawu)," tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement