Liputan6.com, Jakarta - Sony dipastikan tidak lagi melanjutkan bisnis konsol handheld-nya.
Dengan kata lain, perusahaan asal Jepang itu hanya akan fokus menggarap PlayStation 4 (PS4), yang mana menjadi salah satu konsol paling populer saat ini.
Kepastian ini diketahui setelah Sony tidak lagi melanjutkan produksi konsol handheld-nya, yakni PlayStation Vita. Dikutip dari Business Insider, Kamis (27/9/2018), keputusan menghentikan produksi itu akan dilakukan tahun depan.
Baca Juga
Advertisement
"Di Jepang, kami akan memproduksi PlayStation Vita hingga 2019. Setelah itu, proses pengapalan akan berakhir," tutur SVP Sony Interactive Entertainment Hiroyuki Oda pada majalah Famitsu.
Lebih lanjut Oda juga menuturkan pihaknya tidak memiliki rencana untuk menggantikan Vita dengan model lain yang lebih baru.
"Untuk sekarang, kami tidak memiliki rencana memproduksi perangkat handheld baru," tuturnya.
Meski belum ada keterangan resmi, pernyataan Oda itu disebut menjadi tanda Sony keluar dari pasar gim portabel.
Pernyataan itu sekaligus menjadi penanda akan ada perubahan pemain di pasar konsol portabel.
Alasannya, hanya Nintendo perusahaan gim yang masih menggarap konsol handheld. Padahal, kehadiran PlayStation Vita sempat menjadikan Sony sebagai kompetitor Nintendo dalam hal konsol portabel dalam 15 tahun terakhir.
Sony Bakal Setop Produksi UMD untuk PS Vita
Pada Mei 2018, Sony juga diketahui telah memutuskan menyetop produksi gim fisik untuk PlayStation (PS) Vita. Namun, perusahaan asal Jepang itu memastikan distribusi untuk kaset fisik ini masih akan dilakukan.
Keputusan ini secara tak langsung menandai berakhirnya gim fisik untuk konsol portabel tersebut. Dikutip dari Kotaku, Sony cabang Amerika dan Eropa berencana menghentikan produksi GameCard Vita pada akhir tahun fiskal 2018.
Karena itu, perusahaan sudah menyebar pesan agar seluruh permintaan untuk kode produk PS Vita harus didaftarkan paling lambat pada 15 Februari 2019.
Keberadaan PS Vita sendiri sebenarnya cukup menarik. Pertama kali diperkenalkan pada 2012, konsol handheld ini memang menawarkan konsep bermain yang dapat dilakukan di mana saja, karena didesain sebagai konsol portabel.
Namun, lambat laun popularitas konsol ini tergeser dengan kehadiran gim mobile untuk smartphone atau tablet. Di sisi lain, produk besutan kompetitor, Nintendo 3DS ternyata mendapat tanggapan yang cukup baik.
Tak hanya itu, keputusan Sony untuk membuat PS Vita hanya mendukung kartu memori khusus membuat harga konsol lebih mahal. Hal itu secara tak langsung berdampak pada tanggapan pengguna.
Meskipun konsol ini masih cukup populer di Jepang, tapi kondisi berbeda ditemui di Amerika Utara dan Eropa. Dua tahun setelah diperkenalkan, penjualan konsol ini ternyata terus merosot dan tak lagi berkembang.
Advertisement
Sony Putuskan Setop Produksi PS3
Sebelumnya, Sony juga memastikan menyetop produksi PS3 di Jepang pada awal tahun ini. Hal ini dilakukan mengingat konsol itu sudah dianggap usang, PS3 sendiri rilis pertama kali pada November 2006.
Penjualan PS3 sebenarnya diklaim masih cukup laris, tapi banyak pemain yang beralih ke versi lebih baru, yaitu PS4. Untuk PS4, Sony sendiri baru dua tahun lalu meluncurkan versi paling terbaru.
Meski bukan generasi anyar, PS4 Pro menghadirkan berbagai peningkatan yang cukup menarik. Salah satunya adalah kemampuan dan pengalaman bermain gim dengan format 4K dan HDR.
Tak hanya itu, PS4 Pro juga cukup 'gahar' bila dibandingkan dengan konsol PS4 seri awal atau pun seri yang lebih ramping, PS4 Slim.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: