PM Australia Usulkan Hari Libur untuk Peringati Budaya Aborijin

Dalam usulannya, PM Scott Morrison menolak pendapat untuk memindahkan hari Australia, namun mengusulkan adanya pembicaraan mengenai hari libur nasional dengan kelompok aborijin.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2018, 09:00 WIB
Scott Morrison terpilih sebagai perdana menteri baru Australia menggantikan Malcolm Turnbull. (AP Photo)

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah mengusulkan adanya hari libur nasional tambahan guna memperingati budaya penduduk asli Australia, aborijin.

Usulan itu muncul menyusul munculnya perdebatan berkenaan dengan perayaan hari Australia yang diselenggarakan tanggal 26 Januari setiap tahun, demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Selasa (25/9/2018).

Hari itu diperingati berkenaan dengan mendaratnya untuk pertama kali armada kapal dari Inggris yang dikenal dengan nama First Fleet di Sydney di tahun 1788.

Bagi sebagian orang kedatangan First Fleet itu dilihat sebagai dimulainya kehidupan di Australia, sementara yang lain melihat bahwa sebenarnya ketika itu di benua Australia sudah ada penduduk aborijin yang mendiami wilayah ini selama ribuan tahun.

Dalam usulannya, Perdana Menteri Scott Morrison menolak pendapat untuk memindahkan hari Australia, namun mengusulkan adanya 'pembicaraan' mengenai hari libur nasional baru dengan kelompok masyarakat aborijin, dan juga dengan pemerintah negara bagian.

"Ini akan menjadi hari bagi perayaan dan pengakuan dan penghormatan terhadap warga asli, dan apa yang sudah mereka capai selama lebih dari 60 ribu tahun." kata Morrison.

Walau tidak menyebut tanggal tertentu bagi hari libur nasional baru ini, Morrison menunjukkan contoh bahwa di negara bagian ACT (Canberra) dirayakan hari libur Hari Perujukan pada tanggal 28 Mei, yang menandai dicapainya referendum aborijin tahun 1967.

"Kita tidak harus menghapus Hari Nasional, untuk bisa mengakui pencapaian warga asli Australia, budaya tertua yang masih hidup sampai sekarang di dunia, keduanya bisa dirayakan berdampingan." kata Morrison lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Didukung Oleh Tokoh Politik

Ilustrasi anak-anak Aborijin di Australia. (Sumber Pixabay)

Salah satu tokoh senior pemerintah, Ken Wyatt, seorang warga asli asal Australia Barat mendukung usulan tersebut dan mengusulkan hari libur itu dilangsungkan di pekan NAIDOC di bulan Juli.

Minggu NAIDOC adalah minggu untuk merayakan budaya warga aborijin yang diselenggarakan setiap tahunnya di bulan Juli di Australia.

Pemerintah Federal Australia sebelumnya telah mencabut wewenang bagi kota praja Byron di New South Wales untuk menyelenggarakan upacara pengambilan sumpah warga negara baru, setelah kota praja tersebut memajukan penyelenggaraan hari Australia lebih cepat satu hari.

Sebelumnya tahun 2017, tiga kota praja di Melbourne juga menghentikan perayaan apapun di tanggal 26 Januari, dan karenanya juga wewenang mengadakan upacara pengambilan sumpah warga negara baru dicabut.

Secara tradisional, pada tanggal 26 Januari setiap tahun bertepatan dengan Hari Australia, berbagai kota praja di Australia menyelenggarakan upacara menyambut warga negara baru, yang berasal dari para migran yang baru datang.

Pada Senin 24 September 2018, ia berkomentar di Twitter mengenai keputusan di Byron, di mana PM Morrison mengatakan tanggal 26 Januari tetap akan menjadi hari untuk mengenang sejarah modern Australia, dan 'sikap untuk membenci diri sendiri berlebihan' tidak akan membuat Negeri Kanguru menjadi lebih kuat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya