Dibayangi Sentimen Perang Dagang, IHSG Dibuka Naik ke 5.881,90

Analis memperkirakan gerak IHSG akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Rabu ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Sep 2018, 09:15 WIB
Pekerja mengamati layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham rabu pekan ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (26/9/2018), IHSG melemah tipis 2,74 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.871,55. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 6,76 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.881,90

Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,07 persen ke posisi 927,57. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Hanya ada satu yang berada di zona merah yaitu Pefindo25.

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.883,29 dan terendah 5.870,30. Sebanyak 122 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 64 saham melemah dan 103 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 23.189 kali dengan volume perdagangan 480 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 292 miliar. Investor asing jual saham Rp 19 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.920.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perdagangan melemah 0,38 persen. Sektor saham industri dasar menguat 0,61 persen dan datatkan kenaikan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan mendaki 0,45 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI menguat 24,76 persen ke posisi Rp 1.280 per saham, saham DGST menanjak 13,87 persen ke posisi Rp 197 per saham, dan saham ETWA melonjak 12,25 persen ke posisi Rp 91 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham HEXA melemah 10,12 persen ke posisi Rp 3.020 per saham, saham IPCM tergelincir 9,33 persen ke posisi Rp 408 per saham, dan saham SRAJ susut 8,21 persen ke posisi Rp 123 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tensi Global Diprediksi Bayangi IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis memperkirakan gerak IHSG akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Rabu ini. Tensi perang dagang hingga putusan sidang Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih membayangi laju IHSG.

Untuk sentimen dari dalam negeri, menurut Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati, tata kelola keuangan pemerintah kini semakin membaik. Meski begitu, tingginya eskalasi perang dagang antara AS dan China tetap menjadi sentimen eksternal yang berpengaruh. 

"Neraca keseimbangan primer dalam APBN 2018 per Agustus mengalami surplus Rp 11,6 triliun. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, surplus neraca kesimbangan primer ini merupakan kali pertama positif sejak 2013," ujar dia.

"Namun konflik perdagangan kedua negara besar antara AS dan China kian menajam, menghilangkan rasa nyaman investor global, termasuk juga pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI)," tambah dia.

Oleh karena itu, Suryo menegaskan, kekhawatiran investor memicu IHSG bakal berlabuh di zona merah kembali. "Sikap investor akan kembali menimbulkan tekanan bagi IHSG pada perdagangan saham hari ini," kata dia.

Pada hari ini, Suryo memprediksikan tren pelemahan IHSG dengan support level di 5.853 serta resisten level di 5.935.

Beralih ke rekomendasi saham untuk dibeli investor, Suryo menyarankan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT JAPFA Tbk (JPFA), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), hingga PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya