Satu Anak Usia di Bawah 15 Tahun Meninggal Setiap 5 Detik di 2017

Dalam laporan terbarunya, WHO, UNICEF, Grup Bank Dunia, dan PBB memperlihatkan 6,3 juta anak meninggal pada 2017.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Sep 2018, 10:00 WIB
Anak-anak pengungsi Rohingya bermain ayunan di taman bermain di kamp pengungsi Thangkhali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, Kamis (9/8). (Ed JONES/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Setiap lima detik, satu anak usia 15 tahun ke bawah meninggal di seluruh dunia. Sebagian besar karena hal yang sesungguhnya bisa dicegah.

Angka tersebut dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan Divisi Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Grup Bank Dunia. Menurut perkiraan kematian terbaru, ada 6,3 juta anak usia 15 tahun ke bawah meninggal dunia pada 2017.

Sebagian besar kematian ini, yang berada di angka 5,4 juta, terjadi pada lima tahun pertama kehidupan. Dengan kematian bayi baru lahir sekitar setengah dari kematian.

"Tanpa tindakan segera, 56 juga anak di bawah lima tahun akan meninggal dari sekarang sampai 2030, setengah dari mereka bayi yang baru lahir," kata Direktur Data, Riset, dan Kebijakan UNICEF Laurence Chandy mengutip dari laman resmi WHO, Kamis (27/9/2018).

Chandy mengklaim bahwa mereka berhasil menyelamatkan banyak anak sejak 1990. Namun, jutaan orang masih sekarat karena latar belakangnya sendiri.

"Dengan solusi sederhana seperti obat-obatan, air bersih, listrik, dan vaksin, kita bisa mengubah realitas itu untuk setiap anak," dia menambahkan.

Saksikan juga video menarik berikut ini: 


Sesungguhnya Bisa Dicegah

Dokter menimbang seorang bocah yang menderita gizi buruk di rumah sakit di Distrik Abs, Provinsi Haji, Yaman, Rabu (19/9). Konflik berkepanjangan mendorong negara miskin tersebut terjun ke jurang kelaparan. (ESSA AHMED/AFP)

Secara global, pada 2017, separuh dari total kematian di bawah usia 5 tahun terjadi di Afrika Sub-Sahara, dan 30 persen sisanya di Asia Selatan. Di Afrika Sub-Sahara, satu dari 13 anak meninggal sebelum usia 5 tahun. Sementara, di negara-negara berpenghasilan tinggi, angka tersebut adalah 1 dari 185.

"Kita harus memprioritaskan penyediaan akses universal ke layanan kesehatan berkualitas untuk setiap anak, terutama di sekitar waktu kelahiran dan melalui tahun-tahun awal, untuk memberi kesempatan terbaik mereka agar bertahan hidup dan berkembang," ujar Asisten Direktur Jenderal untuk Keluarga, Perempuan, dan Kesehatan Anak WHO, Dr. Princess Nono Simelela.

Menurut data tersebut, sebagian besar anak yang meninggal karena penyakit yang bisa dicegah atau diobati, seperti komplikasi selama kelahiran, pneumonia, diare, sepsis neonatal, dan malaria.


Karena Cedera

Seorang gadis Yaman yang mengalami gizi buruk terbaring disebuah bangku kayu di desa pesisir yang miskin di pinggiran kota Hodeidah, Yaman (8/4). (AFP Photo/Abdo Hyder)

Sementara itu, anak berusia 5 - 14 tahun yang meninggal banyak disebabkan oleh cedera, terutama karena tenggelam dan lalu lintas. Risiko kematian di Afrika Sub-Sahara 15 kali lebih tinggi daripada Eropa.

"Lebih dari 6 juta anak meninggal sebelum ulang tahun ke-15 mereka, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayar," kara Direktur Senior dan Kepala Kesehatan, Nutrisi, dan Praktik Penduduk Global di Grup Bank Dunia Timothy Evans.

"Mengakhiri kematian yang bisa dicegah dan berinvestasi untuk kesehatan orang muda, adalah fondasi dasar untuk membangun modal manusia di negara-negara, yang mendorong pertumbuhan dan kemakmuran masa depan mereka," ujar Evans.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya