IHSG Bergerak di Dua Zona, Rupiah di Posisi 14.891 per Dolar AS

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.880,04 dan terendah 5.870,5.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Sep 2018, 09:17 WIB
Dua pekerja memantau pergerakan saham di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini. Rupiah di posisi 14.891 per Dolar AS.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (27/9/2018), IHSG melemah 1,83 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.871,43. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 3,36 poin atau 0,06 persen ke posisi 5.876,6.

Indeks saham LQ45 juga menguat 0,35 persen ke posisi 925,501. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. 

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.880,04 dan terendah 5.870,5. Sebanyak 77 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 31 saham melemah dan 114 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 3.991 kali dengan volume perdagangan 73,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 54,1 miliar.

Investor asing membeli saham Rp 5,58 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.891.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri yang turun 0,79 persen dan industri dasar sebesar 0,11 persen.

Sementara yang menguat yakni sektor saham konsumsi sebesar 0,79 persen. Kemudian sektor infrastruktur melemah 0,63 persen dan perkebunan sebesar 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham ABBA menguat 7,84 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham SMDM naik 7,32  persen ke posisi Rp 132 per saham, dan saham CSIS naik 11,33 persen ke posisi Rp 452 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham ARTA melemah 4,55 persen ke posisi Rp 210 per saham dan saham DIGI tergelincir 4,88 persen ke posisi Rp 1.170 per saham.


Prediksi Sebelumnya

IHSG. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah pada perdagangan saham Kamis (27/9/2018) dipicu keputusan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi 2,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed ini tentu berdampak pada kondisi pasar modal RI. Investor kini tengah menanti putusan suku bunga acuan Bank Indonesia usai The Fed naikkan suku bunga.

 

"Oleh karena itu, laju IHSG hari ini saya rasa bakal berada di teritori negatif. Itu dengan tekanan bearsih setelah ditutup dibawah level MA50 dan MA5," tutur Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta.

Pada pergerakan indeks saham hari ini, menurut Lanjar, IHSG akan berada pada rentang 5.820-5.905.

Sementara itu, Fund Manager PT Valbury Capital Management, Suryo Narpati, mengungkapkan perhatian pasar memang akhir-akhir ini memang tertuju pada pertemuan the Fed. Terutama bagaimana kebijakan moneter bank sentral AS itu berpengaruh pada mata uang garuda.

"Kekhawatiran pelemahan rupiah menciptakan tekanan tersendiri bagi pergerakan IHSG untuk melaju di zona positif pada hari ini," ujar dia.

Suryo pun meramalkan IHSG berada di kisaran 5.852-5.896. Dalam situasi ini, Lanjar menyarankan saham yang bonafit di pasar antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Sedangkan Suryo lebih memilih saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Blue Bird Tbk (BIRD) serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya