Liputan6.com, Tanah Umbu - PT ABM Investama melalui PT Tunas Inti Abadi (TIA) memproduksi 3,5 juta ton batubara sampai September 2018. Batubara tersebut berasal dari lokasi pertambangan di Kalimantan Selatan.
Direktur Tunas Inti Abadi Dadik Kiswanto mengatakan, dari target produksi batubara 4,7 juta ton, produksi sudah mencapai 3,5 juta ton sampai September 2018.
"Sampai September kita sudah memproduksi 3,5 juta ton," tutur Dadik, di lokasi pertambangan TIA, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (27/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dari jumlah produksi itu, penjualan ke pasar Indonesia sebesar 9,9 persen, China 59,3 persen, India 27,5 persen, Vietnam 1,9 persen, Filipina 1 persen, dan Thailand 0,4 persen.
Tunas Inti Abadi mulai mengembangkan produksi pada area tambang seluas 3.085 hektare (ha). Pada area tambang di wilayah Tanah Bumbu ini terdapat sumber daya batubara sebanyak 106 juta ton dan cadangan sekitar 52 juta ton. Kualitas batubara milik perusahaan dinilai sangat baik karena memiliki kalori 5.400-5.600 kcal per kilogram (kg).
Mengingat pasar batubara masih sangat besar, saat ini fokus ABM adalah meningkatkan produksi batubara, sehingga kenaikan harga yang saat ini terjadi dapat memberikan keuntungan yang optimal.
Direktur Utama Reswara Yofie Priadi mengungkapkan, ABM Investama melalui anak usahanya memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di dua wilayah pertambangan batubara, yaitu di Kalimantan Selatan dikelola TIA dan Aceh dikelola PT Mifa Bersaudara. Dari dua tambang tersebut tahun ini dapat menghasilkan batubara 10 juta ton.
"kita targetkan tahun ini 10 juta ton, dari TIA 4,7 juta dan dari MIFA sisanya (5,3 juta ton)," tandas dia.
Cara ABM Investama Bertahan Saat Harga Batubara Anjlok
PT ABM Investama menugaskan anak usahanya untuk mengoperasikan tambang batubara. Cara ini terbukti efektif dalam menghadapi harga batubara yang sempat anjlok pada beberapa tahun lalu.
Direktur Keuangan ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, ABM memiliki anak usaha yang bergerak dalam kegiatan pertambangan dari hulu sampai hilir.
Untuk pengelolaan tambang batubara dilakukan PT Reswara Minergi Harta, melalui dua anak usahanya yaitu PT Tunas Inti Abadi untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan Selatan dan PT Mifa Bersaudara untuk IUP di Aceh.
Baca Juga
"Core aset ABM adalah coal. Kita punya perusahaan mining di TIA dan Mifa," kata Adrian, di lokasi pertambangan TIA, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018).
Adrian melanjutkan, selain memiliki anak usaha yang berperan sebagai operator tambang batubara. ABM juga memiliki anak usaha yang berperan sebagai sebagai kontraktor tambang batubara yaitu PT Cipta Kridatama dan pengangkutan batubara PT Cipta Krida Bahari (CKB).
Sementara untuk penjualan batubara ABM dilakukan Reswara. "Dilihat dari ujung ke ujung adalah coal," imbuh dia.
Adrian mengungkapkan, dengan melibatkan anak usahanya dalam seluruh proses pertambangan batubara, membuat ABM Investama bertahan. Saat ini, perusahaan batubara lain menghentikan operasi, akibat anjloknya harga batubara.
"Saat 2015, harga coal begitu rendah salah satu yang beroperasi adalah kita. Kenapa kita bisa beroperasi karena kita beroperasi berkesinambungan," papar dia.
Menurut Adrian, cara tersebut membuat ABM Investama lebih efisien, selain melakukan perbaikan infrastruktur untuk membuat proses lebih efisien.
Advertisement