Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang membaca di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Jauh di dalam lembah yang dikelilingi perbukitan berbatu, sebuah perpustakaan kayu berdiri di atas anak sungai. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang mengunjungi Perpustakaan Liyuan di pinggiran kota Beijing. Kendati jauh dari jangkauan, setiap pekannya ratusan kutu buku berduyun-duyun mendatangi Perpustakaan Liyuan. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang mengunjungi Perpustakaan Liyuan di pinggiran kota Beijing. Perpustakaan Liyuan pertama kali didirikan oleh arsitek Li Xiaodong pada 2012 lalu. (FRED DUFOUR/AFP)
Foto yang diambil pada 15 September 2018 memperlihatkan seorang wanita membaca buku di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Seluruh dinding perpustakaan dihias dengan menggunakan ranting-ranting kering. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, perpustakaan Liyuan terlihat di pinggiran kota Beijing. Selain dilengkapi dengan buku-buku yang snagat lengkap, perpustakaan ini juga memiliki keindahan dan kenyamanan. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang mengunjungi Perpustakaan Liyuan di pinggiran kota Beijing. Sebelum mencapai gedung utama, pengunjung terlebih dulu akan melewati sebuah jembatan kecil dari kayu. (FRED DUFOUR/AFP)
Foto pada 15 September 2018, seorang pria membaca buku di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Di dalam gedung, pengunjung dimanjakan dengan teduhnya sinar matahari yang masuk menembus celah-celah ranting. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang membaca di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Untuk membaca di sini, pengunjung harus mengantre lantaran gedung itu hanya boleh dimasuki oleh 40 orang. (FRED DUFOUR/AFP)
Dalam gambar pada 15 September 2018, orang-orang membaca di Perpustakaan Liyuan, pinggiran kota Beijing. Sayangnya, pemilik perpustakaan melarang pengunjung mengambil foto di dalam ruangan. (FRED DUFOUR/AFP)