Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim perang dagang AS dengan China tidak memiliki imbas apapun pada ekonomi negaranya. Padahal, Trump beberapa kali mendapat peringatan dari para pebisnis AS mengenai tarif impor yang menyakiti ekonomi negaranya sendiri.
Dilansir dari Business Insider, Trump secara spesifik menyampaikan bahwa tarif pada baja, aluminium, dan produk-produk dari China lainnya sama sekali tidak menyakiti ekonomi AS. Hal ini ia sampaikan saat konferensi pers pasca pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Rabu (26/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
“Ada banyak uang yang masuk (ke AS),” ujar Trump terkait tarif baru yang diberlakukan. “Dan ini benar-benar sama sekali tidak berdampak pada ekonomi kami seperti yang saya sudah katakan sebelumnya.”
Walaupun data makroekonomi seperti inflasi dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS tetap kuat sejak ancaman dagang dimulai, klaim Trump tidak sepenuhnya berlaku pada bisnis-bisnis di seluruh AS.
Perusahaan Ford misalnya, mengumumkan bahwa tarif baja yang diberlakukan AS merugikan perusahaan otomotif tersebut sebesar USD 1 miliar (Rp 14,9 triliun, USD 1=Rp 14.925).
Beberapa usaha-usaha kecil terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian pekerja mereka. Ada juga yang menunda rencana investasi mereka karena nilai tarif yang melonjak akibat perang dagang.
Produk Rumah Tangga Ikut Terimbas
Produk produk tertentu yang terpengaruh tarif juga mengalami inflasi, seperti mesin cuci, yang dapat menjadi indikasi bahwa dampak tarif ini bisa menyebar pada ekonomi yang lebih luas.
Pada kesempatan yang sama, Trump menyebutkan bahwa kebijakan tarifnya menguntungkan, misalnya bagi industri baja Amerika. Ia menambahkan bahwa sektor tersebut “dibangun ulang dalam semalam”.
Trump turut mengklaim bahwa perusahaan baja US Steel membuka setidaknya delapan pabrik pasca pemberlakuan tarif, begitu pula dengan Nucor yang membuka dua pabrik yang lebih kecil. (Felicia Margaretha)
Advertisement