Cadangan Batu Bara Menipis, Simak Cara Cucu Usaha ABM Investama Bertahan

Cadangan tambang batu bara yang di kelola oleh PT Tunas Inti Abadi (TIA) di Desa Semamban, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, terus mengalami penurunan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Sep 2018, 19:11 WIB
Sumber daya alam batu bara yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik di Kaltim

Liputan6.com, Jakarta - Cadangan tambang batu bara yang di kelola oleh PT Tunas Inti Abadi (TIA) di Desa Semamban, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, terus mengalami penurunan. Saat ini perusahaan tersebut sedang berupaya agar tetap beroperasi.

Direktur Tunas Inti Abadi Dadik Kiswanto mengatakan, saat awal dikelola cadangan tambang tersebut mencapai 52 juta ton dan potensi sumberdaya mencapai 106 juta ton, dengan produksi sempat mencapai 4,8 juta ton. Namun seiring berjalannya produksi, cadangan terus menipis saat ini tinggal 18 juta ton.

"Produksi kita cadangan awal 52 juta ton, dengan total potensi 106 juta," kata Dadik, di lokasi pertambangan TIA, Desa Semamban, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (27/9/2018).

Direktur Keuangan PT ABM Investama Adrian Erlangga yang merupakan induk usaha Tunas Inti Abadi, menambahkan, akibat menipisnya cadangan batu bara, TIA menurunkan produksi dari tahun ini 4,7 juta ton pada 2019 menjadi 4,4 juta ton pada 2020 dan 2021.

"Diturunkan volumenya, supaya bisa menambang dengan aman," ujar Adrian.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Strategi

Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu berencana memperluas kawasan terminal curah kering untuk melayani kegiatan ekspor batu bara dari daerah ini (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Menurut Adrian, agar TIA tetap bisa menambang dan anak usaha ABM Investama yang saat ini berperan dalam proses penambangan dari hulu hingga hilir tetap beroperasi saat cadangan batubara habis, perusahaan berencana mengoperasikan tambang di sekitar wilayah pertambangan yang dikelola TIA.

Selain itu, perusahaan juga menyediakan jasa pengangkutan hingga pelabuhan yang dioperatori anak usaha ABM Investama.

"kalau cadangan TIA sedikit apa yang kita lakukan? teman-teman tambang sekitar sini kita akan operasikan, kita akan jadi mitra strategis penambang di sini, jalan kita valueable," jelasnya.

Direktur Utama Reswara Yofie Priadi mengungkapkan, perusahaanya sebaai anak usaha ABM Investama dan induk TIA sedang mencari sumber tambang baru. Saat ini perusahaanya sedang melakukan seleksi wilayah pertambangan yang berpotensi dan ekonomis.

"Tambang yang sudah kita lihat puluhan, TIA sedang intesifikan dua tamban, kireteria yang mirip dengan kualitas batubara TIA, dekat sungai dan jalan nggak jauh, sehingga kalau begitu kita dapat kita bisa operasikan cepat," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya