Liputan6.com, Pasuruan - Kematian Slamet Pujianto alias Mety (44) yang tragis di tempat usahanya membuat ayah korban, M Yunus (69), warga Dusun Klenggoan, Desa Arjosari, Kecamatan Rejoso, sangat terpukul. Pertemuan sepekan yang lalu ternyata jadi perjumpaan terakhir dengan anaknya.
"Seminggu lalu datang ke rumah. Waktu itu biasa saja, cuma ngasih kalung ke ibunya," jelas M. Yunus di lokasi penemuan jenazah korban, Kamis, 27 September 2018, pagi.
Yunus mengisahkan anaknya sangat perhatian terhadap keluarga. Sehari-hari, ia tinggal di tempat usaha katering miliknya, yang berlokasi di Jalan Raya Ngopak, Desa Arjosari, Kecamatan Rejoso. Sebelum membuka usaha katering, Slamet sempat juga bekerja di perusahaan gula yang tak jauh dari rumahnya.
"Saat ke rumah, ia ngasih uang ke saya Rp 50 ribu. Lalu dia minta maaf ke ibunya karena sempat kesal. Lantaran ibunya banyak utang, tapi Slamet yang nyaur," ujar Yunus dengan penuh ratap.
Korban dikenal sebagai seorang waria dengan nama panggilan Mety. Usaha kateringnya pun juga memberdayakan dua karyawan yang sama-sama waria.
Baca Juga
Advertisement
"Ia sehari-hari berpenampilan layaknya wanita. Rambutnya panjang. Orangnya baik, akrab dengan semua orang," jelas Mahmud, tokoh masyarakat Desa Arjosari.
Ditemukannya jenazah Mety awalnya diketahui oleh karyawannya, Solihin Apriliyanto alias Yuk Hin (40), warga Tegalan, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Grati.
Yuk Hin, yang hendak bekerja membuat kue, mendapati pintu toko katering itu tak terkunci. Firasat buruk pun menjadi nyata tatkala Yuk Hin mendapati jenazah Mety terkapar bersimbah darah.
Yuk Hin pun langsung berteriak minta tolong. Dengan cepat, warga bergerombol datang. Seketika itu warga melaporkan kejadian itu kepada Mapolsek Rejoso Polres Pasuruan Kota.
Tak lama setelah warga berdatangan ke TKP, personel Polres Pasuruan Kota datang dan melakukan sterilisasi. Di situ didapati jenazah korban tergeletak bersimbah darah, tepat di depan kamarnya.
"Diduga, korban tewas setelah dianiaya. Terdapat luka sayat di tangan kiri dan luka di kepala bagian belakang," jelas AKP Slamet Santoso di lokasi kejadian.
Dalam autopsi korban, didapati lagi luka tusukan di perut dan leher korban. Beberapa barang bukti, termasuk pakaian korban yang dikenakan saat tewas, diamankan di Mapolres Pasuruan Kota.
"Diperkirakan, dibunuhnya korban tepat sehari sebelum jenazahnya ditemukan," ujarnya.
Mengenai motif pembunuhan waria ini, Satreskrim Polres Pasuruan Kota masih melakukan penyelidikan secara intensif. Saat ini, total delapan saksi sudah diperiksa maraton untuk mengungkap kasus tersebut. "Kami mohon doanya kepada seluruh masyarakat, agar kasus ini segera terungkap," AKP Slamet menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini: