Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Persada Properti (APP) siap menggelontorkan investasi senilai Rp 2,73 triliun pada 2018. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan proyek-proyek pembangunan yang sedang dikerjakan.
Direktur Pemasaran Adhi Persada Properti, Wahyuni Sutantri, mengatakan ada empat proyek unggulan yang sedang dikerjakan oleh anak usaha PT Adhi Karya (Persero) ini.
"Ada empat proyek. Proyek unggulan, APP menggelontorkan investasi sebesar Rp 2,37 triliun," kata dia, di Konferensi Pers, di JCC, Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, dari total investasi tersebut Rp 1,39 triliun dianggarkan untuk membangun kompleks hunian tapak (landed house), 'The Anggana', di kawasan Cibinong, Bogor.
Sementara untuk investasi pembangunan kompleks hunian, 'The Conexio' di kawasan Jatibening, Bekasi, APP menggelontorkan dana sebesar Rp 452 miliar.
Selain kedua proyek itu, APP masih punya dua proyek lagi, yakni 'The Padmayana', hunian premium di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan serta 'Grandhika City Lifestyle' Jatiwarna.
"Rp 260 miliar untuk Grandhika City Lifestyle, The Padmayana sebesar Rp 628 miliar," ujar dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka
Milenial Lebih Gemar Apartemen Ketimbang Rumah
Sebelumnya, tak ada habisnya kita membahas Generasi Milenial. Wajar. Sebab, sebagian dari mereka sudah tumbuh dewasa dan memasuki usia bekerja. Apa yang ada dalam sudut pandang mereka, terutama tentang keuangan, selalu jadi topik hangat. Termasuk, betapa mereka lebih suka tinggal di apartemen ketimbang rumah.
Harap diingat dan dicatat, milenial yang dimaksud di sini adalah mereka yang hidup di kota besar dengan akses mudah ke teknologi. Ada fenomena menarik yang ditemukan soal kecenderungan bertempat tinggal para Generasi Milenial atau mereka yang berusia pada rentang 18 hingga 34 tahun saat ini.
Sebuah studi gabungan mengenai hunian di Harvard University pada 2014 memaparkan bahwa orang-orang pada usia 25 hingga 34 tahun menunda pembelian atau tinggal di rumah. Mereka lebih senang tinggal di apartemen. Alasan teratas bermuara pada finansial.
Namun, setelah dikaji lagi, finansial bukanlah faktor utama. Faktor tren menempati alasan paling kuat. Tren sewa atau tinggal di apartemen menyurutkan pilihan mereka pada rumah. Berkaca pada fenomena Generasi Milenium tersebut di Amerika Serikat, kecenderungan itulah yang juga sedang terjadi di Indonesia.
Tren tersebut mulai tumbuh, terutama pada kota-kota yang sedang mengembangkan hunian vertikal. Dengan pertimbangan lokasi dan semakin sempitnya lahan, apartemen menjadi solusi tempat tinggal di kota-kota besar.
Pengamat properti David Cornelis mengatakan, mahasiswa zaman dulu identik dengan kos, rumah sewa, dan asrama yang dekat atau dalam lingkungan kampus. Tren hunian mahasiswa Generasi Milenial kini tidak lagi ngekos, melainkan bergeser ke apartemen. Ini membuat kehadiran apartemen di sekitar lingkungan perguruan tinggi semakin mewabah. “Adanya apartemen bagi mahasiswa memberikan kenyamanan bagi mahasiswa dan ketenangan bagi orangtua,” katanya.
David menyebut tren properti residensial yang menyasar kalangan mahasiswa menengah atas tumbuh positif. Apalagi, pembangunan beberapa kampus baru masih banyak dilakukan.
“Apartemen dekat kampus ini menjanjikan, karena investasinya sangat prospektif, didukung tingginya permintaan yang tak lepas dari besarnya potensi jumlah mahasiswa,” katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement