Kasus Alzheimer di Yogyakarta Lebih Tinggi dari Estimasi

Kasus Alzheimer di Yogyakarta dan Bali lebih tinggi dari estimasi Alzheimer's Disease International.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Sep 2018, 07:00 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Penderita demensia Alzheimer di Indonesia terbilang cukup banyak. Pembina Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) Yuda Turana mengungkapkan prevalensi demensia Alzheimer di dua wilayah Indonesia, Yogyakarta dan Bali mencapai lebih dari 20 persen.

Penelitian yang dilakukan antara ALZI dan Direktur Eksekutif Survey Meter, Wayan Suriastini, pada 2016 (Yogyakarta) dan 2018 (Bali) menunjukkan, angka tersebut lebih tinggi daripada estimasi Alzheimer's Disease International.

"Ini menandakan bahwa masih banyak kasus demensia Alzheimer yang belum dilaporkan, " kata Yuda dalam peresmian pusat pelayanan terpadu demensia di Jakarta Atma Jaya-Alzheimer Indonesia (ATZI) Center of Excellence di Jakarta pada Jumat (28/9/2018).

Melihat temuan angka ini, Wayan menilai penanganan penyakit yang disebabkan oleh rusaknya struktur kimia otak dari waktu ke waktu perlu ditangani serius. Sehingga, di masa depan Alzheimer tidak menjadi beban dan gangguan untuk perekonomian negara. Menurut estimasi Alzheimer's Disease International, pada 2015 Indonesia mengalami kerugian ekonomi karena demensia hinga USD 2,2 miliar.

"Salah satunya dengan menciptakan kawasan ramah demensia dan ramah lansia," kata Wayan

Ada empat komponen kawasan ramah lansia yang perlu diwujudkan menurut Wayan mencakup: kualitas hidup orang dengan demensia itu sendiri, komunitas, kelembagaan, dan kemitraan.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Kerja sama ALZI dan Unika Atma Jaya Jakarta

ALZI memperkirakan jumlah penderita demensia di Indonesia akan mencapai angka 4 juta di tahun 2050. Karena itu, ALZI bekerjasama dengan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta, membangun ATZI yang bertempat di Unika Atma Jaya Gedung K2 Lantai 3 Ruang 14, Semanggi, Jakarta.

Nantinya, ATZI Center of Excellence akan memberikan informasi yang lengkap kepada para ODD dan keluarga, serta pemberi layanan, yang terkait dengan Alzheimer. Pusat layanan ini juga berfungsi sebagai co-working space yang dapat membuka kolaborasi penelitian tentang Demensia Alzheimer.

"Adanya ATZI Center ini memberikan warga adanya wadah untuk mendapatkan informasi, jawaban, layanan yang ada untuk memberikan terapi, edukasi maupun penelitian dan pengembangan, " kata Direktur Regional Asia Pasific Alzheimer Disease International, DY Suharya.

"Dengan pelatihan itu mereka jadi paham bagaimana merawat orang dengan demensia," tambah wanita yang akrab disapa DY ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya