Mantan Mendag Ubah Lahan "Kutukan" Jadi Produktif

Lahan yang dijadikan proyek pertama Demplot disebut masyarakat sekitar sebagai lahan 'kutukan', karena lahan tersebut tidak bisa digunakan untuk bertani.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Sep 2018, 20:29 WIB
Ilustrasi lahan tandus. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel membangun pusat inovasi agrobisnis di Gorontalo. Dia mengubah lahan di provinsi tersebut yang sebelumnya tandus dan dinilai tidak dapat menghasilkan apa pun menjadi lahan pertanian yang produktif, terutama produksi beras dan jagung.

Rachmat mengatakan, pusat inovasi yang pertama dibangun adalah program Demontration Plot (‎Demplot) PT Rajatani Agro Nusantara. Demplot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani.

"Demplot ini bertujuan memperlihatkan secara nyata tentang cara dan hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Dia menjelaskan, lahan yang dijadikan proyek pertama Demplot disebut masyarakat sekitar sebagai lahan 'kutukan', karena lahan tersebut tidak bisa digunakan untuk bertani.

"Menurut masyarakat setempat, jika dipaksakan untuk bercocok tanam, bisa dipastikan gagal," lanjut dia,

Apalagi dengan agroklimat yang sangat luar biasa panas, pertanian Gorontalo membutuhkan penanganan dan pengamatan yang ekstra dengan cuaca panas capai 45 derajat. Karena itu harus banyak siasat dan strategi menghadapi suhu ekstrim yang mengakibatkan banyaknya semak belukar dan membuat hama penyakit cepat berkembang biak.

"Lahan ini dulu sering disebut lahan kutukan. Kalau bertani di sini bakalan gagal terus," ungkap dia.

 


Kondisi Berubah

Rachmat Gobel (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Namun kondisi berubah setelah lahan dijadikan Demplot dengan teknologi untuk menyuburkan lahan.

Strategi Demplot Rajatani ini dimulai dari pengolahan tanah, penyemaian benih, penanaman semaian, antisipasi penyakit, pembasmian serangga, penghitungan biaya tanam, sampai menangani panen.

Termasuk manajemen air menggunakan air tanah melalui sumur dan pengelolaan pertanian modern. Manajemen strategi tersebut menjadikan tanah itu mampu menghasilkan berbagai produk pertanian unggul seperti padi, jagung, buah- buahan dan sayuran.

"Kita perlu teknologi dan bisa membuktikannya dengan nyata bahwa kita bisa kalau kita mau. Teknologi pengairan dan manajemen agrobisnis modern ini bisa diterapkan di seluruh Gorontalo kalau mau," tandas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya